Chicago (ANTARA) - Harga emas kembali merosot di bawah level psikologis 1.650 dolar pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk sesi kedua berturut-turut tertekan dolar AS yang menguat setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun yang dijadikan acuan melonjak ke level tertinggi 14 tahun.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok 21,60 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi ditutup pada 1.634,20 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan di kisaran terendah sesi di 1.634,90 dolar AS dan tertinggi di 1.659,80 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 8,20 dolar AS atau 0,49 persen menjadi 1.655,80 dolar AS pada Selasa (18/10/2022), setelah terangkat 15,10 dolar AS atau 0,92 persen menjadi 1.664,00 dolar AS pada Senin (17/10/2022), dan terpuruk 28,10 dolar AS atau 1,68 persen menjadi 1.648,90 dolar AS pada Jumat (14/10/2022).
Dolar terapresiasi secara nyata pada perdagangan Rabu (19/10/2022) di tengah momentum kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, terangkat 0,76 persen menjadi 112,9820.
Dolar menguat menyusul serangkaian komentar hawkish dari pejabat Fed. Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan The Fed dapat mendorong suku bunga acuannya di atas 4,75 persen jika inflasi yang mendasarinya tidak mereda.
Baca juga: Harga emas melemah 8,20 dolar, terseret "greenback" yang lebih kuat
Harga emas merosot 21,60 dolar tertekan penguatan dolar, kenakan imbal hasil
Kamis, 20 Oktober 2022 7:23 WIB