Ambon (ANTARA) - Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Diskominfosandi) Kota Ambon, Maluku didukung Universitas Katolik Soegijapranata Semarang menyiapkan layanan pencegahan konflik melalui aplikasi Si Marinyo (Sistem Manajemen Data dan Informasi Terintegrasi dan Mengayomi).
"Aplikasi Si Marinyo merupakan aplikasi yang mampu menganalisis baik itu media sosial dan yang nantinya akan terbentuk di seluruh desa/negeri dan kelurahan, didukung Sistem Peringatan dan Tanggap Dini Pencegahan Konflik Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal Melalui Media Komunikasi (Si Petani Pelik)," kata Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena di Ambon, Selasa.
Ia mengatakan layanan tersebut upaya merawat kebersamaan hidup warga di Kota Ambon, di mana pengalaman pahit daerah setempat terkait dengan konflik bernuansa SARA pada masa lalu menjadi pelajaran berharga agar tidak terulang kembali.
Baca juga: Polisi kembali tangkap satu terduga pemicu bentrok di Maluku Tenggara, penegakan hukum diperlukan
"Karena itu berbagai upaya kita lakukan, sistem pencegahan dini salah satunya dengan memberikan ruang yang cukup kepada masyarakat untuk berkomunikasi dengan pemerintah. Karena komunikasi merupakan salah satu strategi kita untuk meminimalisir potensi konflik,” katanya.
Pihaknya berharap, aplikasi Si Marinyo dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat kota ini, guna meminimalisasi potensi konflik yang dipicu lantaran kurang adanya komunikasi yang baik antarmasyarakat dengan pemerintah dan antara masyarakat dengan masyarakat.
“Si Petani Pelik dan Si Marinyo ini diharapkan pada waktunya akan dapat menjadi solusi bagi kita untuk meminimalisir potensi konflik di Kota Ambon yang menurut kami berpotensi karena tercipta segregasi dalam kehidupan masyarakat di Kota Ambon," ujarnya.
Baca juga: Pangdam Pattimura ajak forkopimda dan tokoh agama bahas pencegahan konflik di Maluku
Kadis Kominfo dan Persandian Kota Ambon Joy Adriaansz menyatakan aplikasi tersebut didesain untuk melakukan integrasi dari langkah-langkah yang sudah dilaksanakan dan tahun depan mulai bentuk kelompok informasi masyarakat di desa atau negeri.
“Dengan menggunakan analitik intelegensi Si Marinyo ini akan mendeteksi semua berita secara online, dengan menggunakan mesin dengan kita juga bisa melihat seluruh postingan (unggahan) pada media sosial yang terindikasi dapat menimbulkan konflik,” katanya.
Baca juga: Polisi ringkus lima orang terduga pemicu konflik di Maluku Tenggara
Diskominfo Ambon siapkan layanan pencegahan konflik, patut diapresiasi
Rabu, 7 Desember 2022 6:52 WIB