New York (ANTARA) - Dolar AS turun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena pelaku pasar mencerna serangkaian data ekonomi yang baru dirilis, mundur dari tertinggi enam pekan saat data penjualan ritel AS yang lebih panas dari perkiraan memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,03 persen menjadi 103,8780.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0687 dolar AS dari 1,0683 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2010 dolar AS dari 1,2023 dolar pada sesi sebelumnya.
Baca juga: Dolar AS melemah usai data inflasi lebih panas dari perkiraan
Dolar AS dibeli 133,85 yen Jepang, lebih rendah dari 134,15 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9244 franc Swiss dari 0,9243 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3429 dolar Kanada dari 1,3399 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,4317 krona Swedia dari 10,4396 krona Swedia.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (16/2/2023) bahwa indeks harga produsen negara itu, ukuran inflasi dari sudut pandang industri dan bisnis, melonjak 0,7 persen pada Januari, kenaikan terbesar sejak Juni lalu dan jauh di atas konsensus 0,4 persen.
Sementara itu, laporan terpisah oleh Departemen Tenaga Kerja menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 1.000 menjadi 194.000 untuk pekan yang berakhir 11 Februari. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan bahwa klaim baru akan berjumlah 200.000.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dolar AS melemah di tengah serangkaian data ekonomi terbaru
Dolar AS turun di tengah serangkaian data ekonomi terbaru
Jumat, 17 Februari 2023 7:21 WIB