London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir di wilayah negatif pada perdagangan Jumat waktu setempat (24/3/2023), membukukan penurunan untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London merosot 1,26 persen atau 94,15 poin menjadi menetap di 7.405,45.
Indeks FTSE 100 tergerus 0,89 persen atau 67,42 poin menjadi 7.499,60 poin pada Kamis (23/3/2023), setelah terdongkrak 0,41 persen atau 30,62 poin menjadi 7.566,84 poin pada Rabu (22/3/2023), dan menguat 1,79 persen atau 132,37 poin menjadi 7.536,22 poin pada Selasa (21/3/2023).
Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Baca juga: Saham Inggris kembali menguat, indeks FTSE 100 menguat 0,41 persen
Diikuti oleh saham bank multinasional Inggris yang beroperasi di bidang konsumen, korporasi, institusi dan layanan treasury, Standard Chartered PLC terpuruk 6,42 persen; serta perusahaan persewaan peralatan industri Inggris yang berbasis di London Ashtead Group PLC anjlok 5,26 persen.
Sementara itu, Reckitt Benckiser Group PLC, sebuah perusahaan barang konsumen multinasional Inggris yang memproduksi produk kesehatan, kebersihan dan nutrisi terangkat 2,01 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Di susul oleh saham perusahaan multinasional Inggris yang memproduksi dan menjual rokok, tembakau, dan produk nikotin lainnya British American Tobacco PLC bertambah 1,72 persen; serta perusahaan industri minuman beralkohol multinasional Inggris Diageo PLC menguat 1,01 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Saham Inggris berakhir negatif, indeks FTSE 100 merosot 1,26 persen