Ambon (Antara Maluku) - Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) dan Gegana Polda Maluku melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran dua unit bangunan di kawasan Pohon Puleh, kecamatan Nusaniwe, kota Ambon.
Musibah kebakaran yang terjadi pada Kamis dini hari itu belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Pantauan ANTARA, Kamis siang, tim tersebut mengidentifikasi kebakaran toko kayu "Liani" dan UD Dion yang menjual bahan material bangunan.
Identifikasi yang sebelumnya telah dipasang garis polisi itu menarik perhatian warga, karena banyak yang ingin mengetahui kerja tim Inafis dalam mengolah TKP melibatkan institusi Polri tersebut.
Saat olah TKP tim mengamankan sejumlah botol yang dicurigai bom molotov diduga menyulut kebakaran dua bangunan tersebut.
Sedangkan tim Gegana menyisir bangunan sekitarnya karena mencurigai kemungkinan ada bom molotov sehubungan terdengar sejumlah ledakan saat terjadi ketegangan yang belum tahu penyebab pemicunya.
Masyarakat di sekitar TKP mengatakan, tidak tahu menahu penyebab kebakaran sehingga mengakibatkan dua bangunan tersebut hancur dilalap si jago merah.
Berkembang isu ketegangan dipicu provokator yang berulah dengan melempar batu di kawasan Pohon Puleh dan Gang Kayu Buah, orang mabuk, tabrakan dan perkelahian pemuda.
Kapolda Maluku, Brigjen Pol. Syarief Gunawan, Pangdam XVI/ Pattimura, Mayjen TNI Suharsono, Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy dan Kapolres Pulau Ambon dan Pulau - Pulau Lease, AKBP. Djoko Sutrisno.
Kapolda maupun Kapolres belum bersedia dikonfirmasi saat berada di TKP. Begitu juga Kapolda saat dicegat di kantor Gubernur Maluku usai pertemuan dengan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu dan Wali Kota Ambon.
"Maaf sebentar ya," ujar Kapolda sambil berlalu menuju mobinya.
Gubernur Ralahalu maupun Wali Kota Louhenapessy juga belum bersedia memberikan penjelasan peristiwa tersebut