Ambon (Antara Maluku) - Umat Hindu di Kota Ambon dan sekitarnya, Jumat, melakukan Catur Brata Penyepian bertepatan dengan perayaan Hari Haya Nyepi.
Sebagian besar umat Hindu hanya berdiam diri di rumah masing-masing dan tidak melakukan aktivitas apa pun.
Kondisi di rumah masing-masing umat Hindu terlihat gelap sejak Jumat dinihari karena semua lampu dipadamkan, dan mereka lebih banyak memanfaatkan waktu penyepian di dalam rumah.
Suasana di rumah-rumah umat Hindu yang sebagian besar berprofesi sebagai anggota TNI dan Polri itu terasa begitu berbeda dari hari-hari biasanya.
Sebagian umat juga terlihat melakukan Catur Brata Penyepian di Pura Guwa Stana Giri, Air Salobar, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon.
Wakil Ketua I Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Maluku G.M Sudarmika menyatakan seluruh umat Hindu di ibu kota provinsi Maluku itu mulai melakukan Catur Brata Penyepian sejak Jumat dinihari atau usai melakukan ritual Pengerupukan.
Umat Hindu di Ambon saat ini sedang melaksanakan Catur Brata Penyepian yakni Amati Geni atau tidak menyalakan api, Amati Karya atau tidak bekerja, Amati Lelungan atau tidak bepergian dan Amati Lelanguan atau tidak mendengarkan hiburan.
"Bagi umat yang mampu juga disarankan dapat melaksanakan tapa, brata, yoga dan semadhi," ujarnya.
Empat pantangan tersebut harus dilakukan selama sehari penuh mulai dari matahari terbit bertepatan dengan Hari Raya Nyepi hingga matahari terbit pada hari berikutnya.
Saat itu kehidupan seakan-akan terhenti tanpa adanya aktivitas fisik selama 24 jam, semua hening dan sepi, di mana seluruh cipta, rasa dan karsa ditujukan hanya untuk dapat manunggal dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam suasana hening, ketika perut kosong, emosi, nafsu, ambisi terkendali, pikiran diarahkan hanya untuk memuja dan merenungkan keagungan sang pencipta, seperti yang diamanatkan dalam lontar Arjuna Wiwaha, bahwa pada tempayan yang berisi air jernih bayangan bulan akan nampak jelas, demikian pula Tuhan akan kelihatan apabila di dalam diri manusia terdapat hati, pikiran dan perkataan yang jernih.
"Semua pantangan ini dilakukan untuk mengekang hawa nafsu dan segala keinginan jahat sehingga tercapai suatu ketenangan atau kedamaian batin. Dengan Catur Brata penyepian umat bisa menginstrospeksi diri atas segala perbuatannya yang baik di tahun berikutnya," katanya.
Melalui Nyepi, kata dia, umat melatih disiplin diri untuk mengendalikan hawa nafsu, seperti dikemukakan dalam kitab suci Bhagavadgita, yaitu kebahagiaan tertinggi datang pada seorang yogi yang pikirannya tenteram, damai, nafsunya terkendali, mereka yang tiada noda akan bersatu dengan Brahman (Tuhan)," ujar Sudarmika.
Ia berharap Hari Raya Nyepi dapat dimaknai untuk meningkatkan rasa toleransi, mengembangkan kebersamaan dan instrospeksi diri atas tindakan manusia yang dilakukan sebelumnya, agar dapat terwujud kesadaran bahwa setiap mahkluk mendambakan kasih dan penghargaan serta perdamaian kehidupan manusia dapat berjalan baik dan mencapai tujuan bersama.
Menurut dia, sebagai makhluk sosial, Tahun Baru Saka (Hari Raya Nyepi) juga dimaknai sebagai hari toleransi dan introspeksi manusia atau hari mawas diri untuk memperkokoh kebersamaan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, demi terwujudnya persatuan, kesatuan, kesejahteraan dan keadilan.
Sudarmika berharap perayaan Nyepi dapat berdampak meningkatkan toleransi antarumat beragama di Ambon dan Maluku pada umumnya, menyatukan berbagai perbedaan untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
Sehari setelah perayaan Nyepi umat Hindu juga akan melakukan ritual Ngembak Geni yakni persembahyangan dan pemanjatan doa kepada Hyang Widhi untuk kebaikan pada tahun yang baru, di mana biasanya umat saling bersalaman dan memaafkan.
"Kami berharap perayaan Nyepi ini berdampak memperkokoh hubungan persaudaraan dan kekeluargaan antarmasyarakat di Ambon dan Maluku yang selama ini terkenal dengan pranata sosial Pela-Gandong yang merupakan warisan para leluhur," katanya.
Dia berharap berbagai ritual yang dilakukan berdampak mewujudkan harmonisasi dan kebersamaan antarsesama umat Hindu maupun dengan umat beragama lainnya sehingga tercipta kedamaian di Maluku dan Ambon pada khususnya.
Umat Hindu di Ambon Rayakan Nyepi
Sabtu, 24 Maret 2012 12:04 WIB