Ambon (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Maluku Irjen Pol Lotharia Latif mendukung setiap upaya untuk terus merawat budaya warisan leluhur termasuk melalui Festival Budaya Maluku 2023.
“Budaya warisan leluhur harus dapat terus dipelihara. Sebab, hal inilah yang menjadi kunci kejayaan Maluku. Maluku yang aman, damai dan sejahtera,” kata Kapolda Maluku saat menghadiri Festival Budaya Provinsi Maluku 2023 berlangsung di lapangan Merdeka, Kota Ambon, Sabtu malam.
Masyarakat Maluku sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Bahkan, toleransi beragama merupakan warisan leluhur. Seperti “Pela”, “Gandong”, “ain ni ain” dan sebagainya.
"Jagalah budaya kita, mari kita terima semua perbedaan karena ini adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa," pintanya.
Kapolda juga mengapresiasi Festival budaya yang dihelat Pemerintah Daerah Maluku ini. Ia mengaku bangga bisa bertugas di Maluku.
"Masyarakat di sini sangat menerima perbedaan. Banyak suku dan budaya di Maluku. Bahkan warganya juga terbuka menerima berbagai suku bangsa di Indonesia berada di sini," ujar Kapolda.
Sementara itu, Gubernur Maluku Murad Ismail mengatakan, Festival Budaya Maluku ini digelar sebagai hiburan untuk masyarakat Maluku.
“Tahun lalu, ada kita buat semacam begini tapi di Gedung Auditorium Universitas Pattimura Ambon. Kali ini saya minta dibuat di Lapangan Merdeka biar bisa dinikmati semua masyarakat,” kata Murad.
Festival Budaya akan terus digelar setiap tahun selama dirinya masih memimpin sebagai Gubernur di Maluku.
“Saya cita-citakan dari dulu dan baru sekarang tercapai. Sampai sekarang bersyukur. Saya juga merasa bahagia karena dengan keberadaan saya dan istri saya di Maluku kiranya bisa menghibur masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap ke depan masyarakat Maluku terus lebih banyak mendapatkan hiburan. “Jadi kita menilai secara keseluruhan memang kita ini haus hiburan. Dan masyarakat kita masih banyak galau,” ucap Gubernur.
Malam Festival Budaya Maluku 2023 dihadiri Gubernur Maluku, Pangdam XVI/Pattimura, Danlantamal IX Ambon, Danlanud Pattimura, Kabinda Maluku, Rektor Unpatti Ambon, serta tokoh agama, dan para pihak di daerah setempat.