Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas gelaran tarian Maku-Maku terbanyak yang dilakukan dalam rangka HUT Masohi ke-66.
"Tari Maku-Maku yang digelar secara massal sebagai wujud melestarikan budaya asli Maluku yang memiliki makna persatuan dan rasa kebersamaan sesama warga," ucap Penjabat Bupati Maluku tengah Rakib Sahubawa dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Sabtu.
Rekor MURI berhasil dicapai Pemkab Maluku Tengah lantaran tari Maku-maku yang digelar itu melibatkan sebanyak 1.700 pelajar dan masyarakat di Masohi.
Penghargaan Rekor MURI diterima Penjabat Bupati Maluku Tengah Rakib Sahubawa diserahkan langsung oleh Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri dan disaksikan seluruh peserta dan para tamu undangan yang hadir.
Menurut Sahubawa pencapaian rekor MURI kali ini, berhasil mengangkat kembali seni budaya lokal dan menanamkan jiwa patriotisme kepada ribuan pelajar bersama warga kota Masohi yang penuh semangat menampilkan karya terbaik melalui tarian tradisional.
"Hal tersebut perlu diapresiasi untuk menjaga kelestarian budaya kita," katanya.
Dijelaskan Sahubawa, Tari Maku-Maku adalah seni pertunjukan asal daerah Maluku. Tarian ini bersifat sosial karena memiliki tujuan untuk mempererat keakraban anggota masyarakat Maluku. Tari Maku-Maku diciptakan sebagai tari pergaulan yang melambangkan persekutuan anak-anak Maluku.
"Tarian ini guna mengingatkan kembali akan pentingnya kebersamaan bergotongroyong sesuai arti nama kota Masohi yakni Gotong Royong, yang diberikan oleh presiden RI pertama Ir. Sukarno saat tiba di Maluku Tengah," tuturnya.
Diketahui sebelumnya serangkaian acara menyambut HUT Masohi telah dilakukan dalam dua pekan terakhir.
Serangkaian kegiatan seperti aksi bersih pantai hingga aneka lomba dan pameran UMKM pun diselenggarakan Pemerintah setempat.*