Pengamat politik Universitas Indonesia Cecep Hidayat menilai calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto harus melepaskan gimik "gemoy" atau narasi Prabowo menggemaskan saat berkampanye ke daerah.
"Gimik itu tentunya harus dilepaskan karena mereka (Prabowo-Gibran) hendak berhadapan dengan audiens yang berbeda. Prabowo kemudian Gibran itu harus menggunakan strategi yang berbeda," kata Cecep saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Menurut Cecep, pendekatan tersebut hanya bekerja ketika pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ingin menarik simpatisan berupa kelompok muda.
Pendekatan itu tidak bisa dipakai ketika berhadapan dengan massa di daerah, terlebih jika Prabowo bertemu dengan para pemuka agama, seperti kiai.
"Itu kemudian kan itu tidak efektif ketika bertemu dengan kiai, harus menempatkan diri," jelas Cecep.
Baca juga: Prabowo-Gibran hadiri Rakornas Tim Kampanye Nasional pada Jumat siang
Terkait pemilihan lokasi perdana kampanye, yakni Jawa Barat, Sabtu, Cecep mengatakan Prabowo memang mengincar Jawa Barat selaku daerah dengan jumlah pemilih terbesar di Pulau Jawa.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 270 juta, yang 204 juta di antaranya memiliki hak untuk memilih pada Pemilu 2024. Kemudian, 60 persen dari 204 juta pemilih itu berada di Pulau Jawa; sehingga Jawa Barat menjadi wilayah dengan jumlah pemilih terbanyak.
"Terbesar adalah Jawa Barat kemudian disusul Jawa Timur dan Jawa Tengah," tambahnya.
Baca juga: TKN sebut Prabowo-Gibran hadirkan tiga solusi bagi anak muda di kampanyenya
Dengan dikuasainya mayoritas dukungan di Pulau Jawa, Cecep memperkirakan langkah Prabowo-Gibran untuk memenangi Pilpres 2024 menjadi mudah.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai peserta Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
Masa kampanye juga telah dijadwalkan mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
"Gimik itu tentunya harus dilepaskan karena mereka (Prabowo-Gibran) hendak berhadapan dengan audiens yang berbeda. Prabowo kemudian Gibran itu harus menggunakan strategi yang berbeda," kata Cecep saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Menurut Cecep, pendekatan tersebut hanya bekerja ketika pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ingin menarik simpatisan berupa kelompok muda.
Pendekatan itu tidak bisa dipakai ketika berhadapan dengan massa di daerah, terlebih jika Prabowo bertemu dengan para pemuka agama, seperti kiai.
"Itu kemudian kan itu tidak efektif ketika bertemu dengan kiai, harus menempatkan diri," jelas Cecep.
Baca juga: Prabowo-Gibran hadiri Rakornas Tim Kampanye Nasional pada Jumat siang
Terkait pemilihan lokasi perdana kampanye, yakni Jawa Barat, Sabtu, Cecep mengatakan Prabowo memang mengincar Jawa Barat selaku daerah dengan jumlah pemilih terbesar di Pulau Jawa.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 270 juta, yang 204 juta di antaranya memiliki hak untuk memilih pada Pemilu 2024. Kemudian, 60 persen dari 204 juta pemilih itu berada di Pulau Jawa; sehingga Jawa Barat menjadi wilayah dengan jumlah pemilih terbanyak.
"Terbesar adalah Jawa Barat kemudian disusul Jawa Timur dan Jawa Tengah," tambahnya.
Baca juga: TKN sebut Prabowo-Gibran hadirkan tiga solusi bagi anak muda di kampanyenya
Dengan dikuasainya mayoritas dukungan di Pulau Jawa, Cecep memperkirakan langkah Prabowo-Gibran untuk memenangi Pilpres 2024 menjadi mudah.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai peserta Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
Masa kampanye juga telah dijadwalkan mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat: Prabowo harus lepas kesan "gemoy" saat kampanye ke daerah