Ambon (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku melepasliarkan 484 satwa liar selama 2023 di daerah tersebut.
“Berdasarkan data, selama 2023 kami melakukan pelepasliaran satwa liar sebanyak 484,” kata Personel Polisi Hutan (Polhut) BKSDA Maluku Seto di Ambon, Senin.
Ratusan satwa liar tersebut dengan rincian, 213 aves, 191 reptil, dan 80 satwa lainnya.
Ia menyebutkan jika dibandingkan dengan Tahun 2022, pada 2023 mengalami penurunan, dimana tahun lalu, BKSDA melepasliarkan 534 satwa.
Ia mengaku ratusan satwa yang dilepasliarkan tersebut, berasal dari sumber penyelamatan tumbuhan satwa liar (TSL), sedangkan pelaksanaan pelepasliaran oleh BKSDA dan pemangku kepentingan lainnya.
Ia mengungkapkan penyelamatan tersebut didapatkan dari temuan 23 kali dan penyerahan 29 kali sehingga sepanjang 2023 BKSDA berhasil menyelamatkan 52 satwa liar.
Menurut dia, kesadaran masyarakat saat ini juga telah meningkat terhadap pelestarian TSL, terutama pemeliharaan satwa endemik Maluku.
Hal ini, katanya, karena BKSDA gencar melakukan sosialisasi serta edukasi terkait dengan satwa terhadap masyarakat yang sasaran kalangan pelajar sekolah.
“Kemudian kami juga aktif di media sosial melakukan kampanye dan sebagainya agar masyarakat sadar bahwa ada banyak satwa endemik Maluku yang harusnya dijaga,” katanya.
Seto menegaskan kepada masyarakat bahwa satwa liar khususnya jenis-jenis burung endemik di Kepulauan Maluku tidak dapat ditemukan di tempat lain sehingga menjadi kewajiban bersama menjaga keanekaragaman kelimpahan, baik jenis tumbuhan maupun satwa di Maluku.
Ia berharap, masyarakat yang menemukan kasus penyelundupan satwa segera melapor ke pihak yang berwenang, baik KSDA maupun kepolisian.
“Kita terbuka kepada masyarakat, apabila ada penyerahan maupun laporan akan kita terima. Ini juga biar bisa kita nikmati TSL tersebut di masa kini maupun masa yang akan datang,” ucap Seto.