Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa dibuka menguat di tengah pelaku pasar menantikan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Juni 2024.
Pada awal perdagangan, rupiah naik 25 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.205 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.230 per dolar AS.
"Pasar tentunya akan wait and see terhadap hasil FOMC meeting Juni 2024. Yang akan menjadi concern tentunya apakah ada perubahan Fed Guidance dari Maret 2024 ketika The Fed masih berencana memangkas Fed Rate tiga kali tahun ini," kata analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri kepada ANTARA di Jakarta.
Dari hasil pertemuan FOMC, pelaku pasar juga akan menantikan arah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed terkait target indikator ekonomi AS lainnya seperti produk domestik bruto (PDB), inflasi, dan tingkat pengangguran.
Menurut Reny, hasil pertemuan pada 13 Juni 2024 tersebut juga akan didahului oleh inflasi Consumer Price Index (CPI) terbaru pada 12 Juni 2024, yang saat ini tercatat sebesar 3,4 persen per Mei 2024.
Sementara dari domestik, pasar mencerna rilis data inflasi Indonesia yang dirilis di bawah ekspektasi pasar. Inflasi tahunan tercatat sebesar 2,84 persen pada Mei 2024, lebih rendah dari ekspektasi sebesar 2,94 persen dan dari bulan April 2024 yang sebesar 3 persen.
Reny memperkirakan kurs rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.000 per dolar As sampai dengan Rp16.300 per dolar AS untuk sebulan ke depan, bergantung pada kepastian hasil FOMC meeting Juni 2024.