Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan komunitas peduli air atau water warrior berperan sebagai hub dan menyatukan jaringan untuk melakukan gerakan pelestarian dan pengelolaan air berkelanjutan.
“Jadi water warrior ini sebagai hub, sebagai networking. Saya tidak ingin hanya sebagai teatrikal action saja untuk pembersihan sungai. Sungai harus benar-benar dibersihkan. Tanpa anggaran, sungai juga susah akan menjadi bersih. Ada anggaran, tanpa ada komunitas peduli sungai, juga tidak akan jalan,” kata Menteri Basuki di Jakarta, Sabtu.
Dalam acara Water Warriors Assemble: Indonesian Wave After The 10th World Water Forum itu, Basuki menuturkan Kementerian PUPR akan mengalokasikan anggaran untuk mendukung pelaksanaan kegiatan water warrior terkait dengan upaya pelestarian dan pengelolaan air berkelanjutan.
“Saya akan perintahkan kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air untuk mengalokasikan anggaran khusus sebagai pelaksanaan dari Water Warrior ini yang akan dilaksanakan oleh para komunitas sungai komunitas air,” ujarnya.
Indonesian Water Warrior memiliki visi berupa keterlibatan pemuda dalam melindungi dan melestarikan sumber daya air nasional, dengan misi untuk memberdayakan pemuda sebagai penggerak pengelolaan air berkelanjutan melalui inisiatif kolaboratif, pendidikan, advokasi, dan penelitian, guna mendorong masa depan Indonesia yang tangguh dan aman terhadap air.
Menteri Basuki menuturkan peluncuran water warrior tersebut harus menjadi gerakan untuk memelihara sungai dan sumber-sumber air, terutama dalam mengatasi tantangan global terkait terlalu banyak, terlalu kotor, dan terlalu sedikit air.
“Kita melaksanakan untuk supaya too much water tidak menjadi banjir, too little water tidak menjadi kekeringan dan bagaimana kita mencegah supaya tidak menjadi too dirty water,” tuturnya.
Ia menekankan water warrior akan mengkoordinasikan dan berkolaborasi dengan para komunitas peduli air dan sungai, termasuk lebih dari 1.100 komunitas air atau sungai di Indonesia, untuk melakukan gerakan pelestarian dan pengelolaan air berkelanjutan yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui balai-balainya.
“Kalau yang sekarang ini banyak sekali pengamat air mungkin sebagai pemerhati air. Water warriors lebih dari itu, tidak hanya pengamat tidak hanya pemerhati, itu ngomong-ngomong aja tapi water warriors kita jadikan semangat sebagai gerakan,” tuturnya.
Selain itu, water warrior juga turut berperan menggerakkan masyarakat untuk memelihara sungai dan sumber-sumber air yang ada.
“Kita harus bekerja bersama. Saya sudah bilang bukan kami tapi kita berarti para pelaku peduli sungai dan pemerintah sekaligus bersama-sama untuk melakukan gerakan yang dikoordinir mungkin di hub ini di-networking-i oleh water warrior ini,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri: Water warrior sebagai hub dan jaringan gerakan peduli air