Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengecam tindakan Israel yang kini juga memperluas serangannya ke Lebanon.
Gus Yahya, sapaan akrabnya, memaparkan serangan tersebut meluas dari Gaza, Palestina, ke Laut Merah di Yaman, dan hingga kini ke Lebanon.
"Dan kalau tidak dihentikan, lalu kita mau tunggu berapa lagi yang mau terlibat di dalam kekerasan besar-besaran seperti ini? Dan ini berarti mengancam keselamatan seluruh dunia," katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Gus Yahya menyebut serangan yang meluas ini juga bisa berpotensi untuk menjadi peperangan yang lebih besar lagi. Di samping itu, serangan ini juga akan mengorbankan berbagai pihak yang tidak bisa diukur lagi.
"Sekali lagi, kami ingin mengulangi seruan kami, bahwa kekerasan harus dihentikan apapun alasannya," tegasnya.
Menurut Gus Yahya, masing-masing pihak memiliki tuntutannya yang harus dibicarakan melalui meja perundingan secara beradab, dan tidak dengan kekerasan seperti yang dilakukan hingga sekarang.
Ia menyatakan pihaknya sebagai organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di dunia itu tidak akan berhenti menyerukan kepada dunia untuk menghentikan serangan Israel, termasuk di antaranya dengan melakukan hubungan dan pembicaraan langsung dengan berbagai pihak, yang memiliki hubungan dengan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik.
"Beberapa waktu yang lalu, saya baru kembali dari Amerika (Serikat), saya ketemu dengan berbagai pihak di sana, termasuk dengan pejabat dari Kementerian Luar Negeri Amerika untuk menyampaikan hal serupa, bahwa ini harus dihentikan kekerasan ini. Karena kekerasan itu (jika) semakin diteruskan, akan semakin meluas. Dan kita tahu sekarang itu yang terjadi," paparnya.
Oleh karenanya, Gus Yahya kembali menyerukan agar kekerasan di dunia harus dihentikan dan semua pertentangan diselesaikan melalui perundingan dengan cara-cara yang beradab.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ketum PBNU kecam serangan Israel ke Lebanon
Ketum PBNU kecam serangan Israel ke Lebanon
Rabu, 9 Oktober 2024 14:09 WIB