Ambon (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Maluku Sadali Ie mengatakan, potensi energi baru terbarukan di Maluku cukup melimpah dan diperkirakan total daya yang dapat dihasilkan sebesar 6.537 megawatt (MW) atau 6,5 gigawatt (GW).
"Potensi ini berasal dari energi baru seperti energi surya, energi panas bumi, air, dan bioenergi, dan yang baru termanfaatkan sebesar 1,25 MW atau 0,019 persen yang berasal dari energi surya sehingga perlu didorong pemanfaatannya," kata Sadali, di Ambon, Rabu.
Penegasan tersebut disampaikan Pj Gubernur Maluku saat mengukuhkan kepengurusan Forum Energi Maluku yang terdiri dari pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), BUMN, dan Manager Program New Zealand-Maluku Access to Renewable Energy Support (NZMates) Safitri Yanti Baharudin.
Kegiatan itu juga dihadiri Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia yang diwakili Konselor Pembangunan Kedubes New Zealand Kirk Yates dan perwakilan Kementerian ESDM RI secara daring.
Dia mengatakan, Maluku memiliki 16 cekungan potensi minyak dan gas bumi, dengan cekungan tereksplorasi dalam tahapan pengembangan adalah di Blok Masela serta satu cekungan minyak berproduksi yakni Bula dan non-Bula dan diperlukan percepatan pemanfaatan gas bumi untuk industri di wilayah Maluku.
Rasio elektrifikasi Maluku pada akhir September 2024 mencapai 97,59 persen dengan jaringan PLN mencapai 95,77 persen dan jaringan non-PLN 0,56 persen dan ratio dari sumber energi baru terbarukan PLTS 0,27 persen.
Menurut dia, capaian elektrifikasi Provinsi Maluku tersebut masih di bawah capaian rata-rata nasional yang mencapai 99,78 persen pada akhir triwulan ketiga tahun ini.
Sedangkan capaian mendorong energi baru terbarukan di Maluku 2023 sebesar 11,94 persen, dan masih jauh dari target dari rencana umum energi daerah sebesar 27,30 persen di tahun 2025 dan 43,20 persen di tahun 2050.
Forum Energi Maluku yang baru terbentuk haruslah merumuskan kebijakan pengelolaan energi yang tepat, agar mencapai pembangunan energi yang berkelanjutan.
"Forum ini juga memastikan pasokan energi yang cukup stabil dan terjangkau serta ramah lingkungan bagi seluruh masyarakat di daerah yang dirangkum dalam roadmap swasembada energi untuk lima tahun ke depan sebagai arah dan tujuan pengelolaan energi jangka panjang di daerah," ujarnya.
Hal itu sejalan dengan Asta Cita kedua dari Presiden RI Prabowo Subianto, memanfaatkan sistem pertahanan keamanan negara dan kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Potensi kekayaan sumber daya alam Maluku dapat menawarkan peluang besar investasi untuk dikembangkan, salah satunya adalah potensi minyak dan gas bumi serta potensi energi baru terbarukan, seperti panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, dan tenaga bio energi.
Kondisi geografis itu juga memberikan tantangan tersendiri dalam pembangunan infrastruktur energi serta jaringan distribusi dan transportasi.
"Maka Forum Energi Maluku sangat penting kita dukung dalam rangka mengembangkan energi baru terbarukan yang berkelanjutan di daerah ini," ujarnya pula.
Kuasa Usaha Kedutaan Besar Selandia Baru Gissle Larcombe yang hadir langsung dalam kegiatan ini mengatakan, Selandia Baru mendukung percepatan transisi energi terbarukan di Indonesia melalui kerja sama dalam pengembangan energi terbarukan, terutama di Indonesia timur.
"Kami akan terus bekerja sama dan mendukung Pemerintah Indonesia melalui program dalam pengembangan energi terbarukan, di antaranya tenaga solar dan panas bumi, serta membantu dalam pengembangan kapasitas guna alih pengetahuan antara New Zealand dan Indonesia," katanya.
Ketua panitia pelantikan dan pengukuhan Forum Energi Maluku Abdul Haris mengatakan, forum yang merupakan kelembagaan nonstruktural ini telah ditetapkan dengan SK Gubernur Maluku Nomor 1853 Tahun 2024 tanggal 7 November 2024.
Forum ini merupakan wadah koordinasi dan komunikasi serta kolaborasi dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di daerah, dengan tujuan mendorong transisi energi terbarukan sesuai tujuan umum Rencana Energi Daerah Maluku 2022-2050.
Kegiatan yang berlangsung dua hari ini diikuti Kedutaan Besar Selandia Baru untuk Indonesia dan jajarannya, pimpinan OPD, para bupati dan wali kota, BUMN, BUMD, akademisi, asosiasi profesi, pelaku usaha dan peserta kompetisi inovasi energi terbarukan.
"Kami optimis bahwa dengan terbentuknya Forum Energi Maluku, upaya untuk mempercepat penggunaan energi terbarukan dapat lebih terstruktur, sehingga proses transisi energi lebih cepat dilakukan," ujarnya lagi.
Forum ini juga diharapkan dapat menjadi katalisator dalam mengatasi berbagai tantangan yang selama ini menghambat proses transisi energi, terutama dalam hal akses energi di wilayah terpencil.
Manajer Program NZMATES Safitri Yanti Baharuddin menjelaskan, inisiatif ini selaras dengan misi NZMATES untuk mendukung percepatan transisi energi di Maluku melalui peningkatan kapasitas, inovasi teknologi, dan kerja sama yang berkelanjutan.
Forum ini berpotensi besar untuk memperluas kolaborasi dalam percepatan pemanfaatan energi terbarukan di Maluku, baik melalui pembangkit listrik tenaga surya, hidro, maupun inovasi energi terbarukan lainnya.
"NZMATES juga berharap untuk terus memberikan dukungan teknis dan membuka peluang untuk proyek-proyek energi terbarukan yang sudah dicontohkan, dapat diduplikasi di wilayah lain di Provinsi Maluku maupun Indonesia," katanya menegaskan.
Dia menyebutkan, melalui 1st Maluku Energy Forum 2024, diharapkan menjadi langkah awal yang konkret dalam mengakselerasi penerapan solusi energi berkelanjutan di Maluku. Juga bisa menciptakan dampak positif yang signifikan bagi layanan dasar masyarakat, lingkungan, serta meningkatkan perekonomian daerah.
"Selain itu, agar dapat berkelanjutan maka diharapkan bukan hanya mengejar banyaknya infrastruktur yang akan dibangun, namun bagaimana upaya-upaya pemeliharaan dan pengoperasian yang baik sehingga investasi yang ada tidak sia-sia dan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat," kata dia pula.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Potensi EBT Maluku bisa menghasilkan daya 6.537 MW