Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maluku menyelaraskan program guna meningkatkan prestasi pada PON 2028.
"Yang pertama kami tegaskan kepada KONI soal tata kelola organisasi, kami inginkan KONI dikelola secara profesional sebagai wadah organisasi olahraga untuk peningkatan prestasi kita,” kata Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa di Ambon, Selasa.
Hal itu dikatakannya kepada awak media usai menggelar rapat bersama KONI Maluku di Kota Ambon.
Ia mengatakan sebagai langkah awal untuk meningkatkan prestasi olahraga Maluku pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028, pihaknya dan KONI merancang program-program yang relevan satu sama lain.
"Pemprov bersama KONI akan menggairahkan kembali kompetisi di internal kabupaten/kota untuk kemudian nanti berjenjang dari kabupaten/kota ke provinsi, karena tahun 2026 kan kita akan ada POPMal,” katanya.
Untuk itu dirinya meminta KONI memastikan Pekan Olahraga Provinsi Maluku (POPMal) yang akan berlangsung ditangani secara baik.
"Kami tidak mau ditangani asal-asalan dan kami mau itu sebagai ajang menemukan atlet-atlet yang potensial, yang akan disiapkan untuk Pra PON dan PON pada 2028 nanti," katanya.

Hal itu disampaikannya lantaran prestasi olahraga Maluku kian terpuruk dalam lima tahun terakhir, apalagi pada PON Aceh-Sumut, Maluku hanya memperoleh dua medali emas.
“Kami tidak menaruh target yang muluk-muluk di PON tahun 2028 nanti, sekarang fokus utamanya adalah di persiapan, pada tahapan persiapan mulai dari 2025, 2026, 2027, itulah target kami mempersiapkan atlet-atlet Maluku secara baik," katanya.
Ia menambahkan pihaknya akan bertindak realistis dengan memprioritaskan cabang olahraga tertentu yang selama ini terbukti memberi kontribusi medali kepada kontingen Maluku.
"Tentu saja menangani olahraga ini, semua cabang olahraga ditangani namun untuk didorong ke event yang lebih besar seperti PON, maka cabang olahraga tertentu yang menurut kami memberi kontribusi medali dan berpotensi untuk menyumbang medali yang akan masuk dalam kategori cabang olahraga prioritas,” tukasnya.
Hal itu, terang Lewerissa, dilakukan agar pemerintah dan KONI dapat bekerja fokus dan realistis karena keterbatasan anggaran.
“Tapi semua cabang olahraga dalam wadah KONI, akan mendapat perhatian yang sama,” tegasnya.