Ambon (ANTARA) - Para penjual perlengkapan ibadah umat Islam di Kota Ambon Maluku mengaku meraup laba atau keuntungan berlipat saat Ramadhan 1446 Hijriah atau 2025 Masehi seiring dengan meningkatnya minat beribadah pada bulan suci ini.
“Sudah sejak 10 hari bulan Ramadhan pemasukan selalu naik dibandingkan dengan hari-hari biasanya,” kata salah satu pedagang perlengkapan ibadah Amir Alfajr di Ambon, Selasa.
Ia mengatakan dalam satu hari sejak membuka lapak pada pukul 13.00 WIT di sekitar Masjid Raya Maluku aneka perlengkapan ibadah seperti kopiah, jubah, sajadah, sorban dan lainnya terjual hingga ratusan lembar.
Harga yang ditawarkannya pun bervariasi mulai dari harga Rp20 ribu untuk satu kopiah yang paling murah jenis kopiah rajut hingga Rp75 ribu untuk songkok nasional ciri khas umat Islam di Indonesia.

Tak hanya itu aneka jenis dan ukuran jubah mulai dari ukuran balita sampai orang dewasa pun dijual dengan harga yang bervariasi.
“Untuk jubah anak usia nol sampai tujuh tahun Rp200 ribu per lembar, sementara untuk usia tanggung antara delapan sampai 15 tahun itu harganya Rp250 ribu dan jubah orang dewasa dijual dengan harga Rp275 ribu sampai Rp375 ribu tergantung dengan merek dan bahan,” jelasnya.
Ia menuturkan omset penjualan busana muslim pada Ramadhan ini meningkat pesat jika dibandingkan dengan bulan biasa.
“Kalau biasanya pemasukan per hari berkisar antara Rp700 ribu sampai Rp1 juta sekarang rata-rata Rp1.800.000 sampai Rp2.000.000,” ujar dia.
Senada dengan Amir Alfajr, penjual perlengkapan Muslim lainnya Herman Ali mengatakan peningkatan penjualan tersebut diduga lantaran banyaknya jamaah Masjid Al Fatah Ambon yang rutin melaksanakan Shalat lima waktu pada masjid terbesar di Maluku itu.
“Selain itu, di sini juga jadi tempat beristirahat bagi orang yang berpuasa, kami pajang jualan kami supaya menarik mereka,” kata Herman.

Ia menambahkan saat ini pada lapak miliknya sajadah dan sorban beragam motif pun laku keras hingga rata-rata terjual sebanyak delapan sampai 10 lembar per hari dengan harga Rp70 ribu sampai Rp150 ribu.
Ia memastikan, barang yang dijual berkualitas baik karena barang dagangan yang dijual tersebut umumnya dipasok dari Surabaya dan Makassar.
“Kami juga tak pernah bermain harga, rata-rata disini harga pakaian atau perlengkapan Shalat semua sama, yang membedakan hanya bagaimana upaya nego dari pembeli tetapi tetap ada harga batas atas dan batas bawah,” ungkapnya.
Disamping itu Ketua Yayasan Al Fatah Hadi Basalamah mengatakan para pedagang busana muslim di sekitar Masjid Al Fatah tersebut telah mengantongi izin dari pihak yayasan.
“Kami bekerja sama dengan pihak keamanan dan instansi terkait agar kegiatan tersebut tidak mengganggu pengguna jalan lainnya,” katanya.