Ternate (Antara Maluku) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Pemkot Ternate, Maluku Utara (Malut), mengaku Satuan Kerja yang menangani proses revitalisasi benteng Oranje, sampai saat ini belum maksimal.
"Selain itu, belum adanya penyerahan pengelolaan benteng kepada UPTD Cagar Budaya dan Benda Kepurbakalaan Kota Ternate sangat mengganggu proses pelayanan Benteng Oranye," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate, Anas Conoras di Ternate, Sabtu.
Ia mengatakan, meski sampai saat ini, Satker belum menyerahkan pengelolaan benteng tersebut, namun hal itu tidak masalah dan bukan tidak maksimal, perangkat sudah oke tidak masalah, staf di UPTD sudah mulai bekerja, hanya saja karena belum ada penyerahan dari Satker, sehingga pengelolaan belum maksimal.
Bahkan, Disbudpar sudah memerintahkan kepala IUPTD, untuk mulai beraktivitas sesuai tugas dan fungsi sebagai pengelola benda cagar budaya dan benda kepurbakalaan khususnya di benteng Oranje.
"Kantornya sudah ada, nanti kalau sudah diserahkan, baru aktivitas UPTD akan lebih maksimal sebab sudah terintegritas secara langsung dengan benda cagar budaya," ujarnya.
Anas menambahkan, meski saat ini, baru personel dari Disbudpar yang mengelola, secara permanen, nantinya akan diperkuat oleh instansi teknis seperti Dinas Kebersihan, DTKP, Satpol PP, tentu di bawah kendali Disbudpar.
Terkait honor untuk staf UPTD, dia mengaku, untuk sementara, honor pegawai UPTD masih dibebankan pada masing-masing instansi induk, misalnya Satpol PP, maka honornya masih melekat di Satpol PP, nanti ke depannya baru kita lihat seperti apa formulasinya.
Selain Benten Oranje, kata Anas, UPTD juga nantinya akan mengawasi dan menjaga museum Djabir Syah yang terletak di samping kanan Keraton Kesultanan Ternate, selain museum rempah-rempah yang berada di dalam benteng Oranje.
"Jadi tugas UPTD itu, mengawasi dan melestarikan serta menjaga museum Djabir Syah dan museum rempah-rempah. Ini berdasarkan Perwali yang telah ditetapkan," katanya.