Ambon (ANTARA) - Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa menyatakan bahwa saat ini kampus harus menjadi pusat transformasi pembangunan daerah menuju Indonesia Emas 2045.
“Pendidikan tinggi yang berdampak bukan hanya melahirkan lulusan cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter kebangsaan, peduli sosial, dan memiliki daya saing global,” kata Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa di Ambon, Jumat.
Hal ini disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Pimpinan Badan Penyelenggara dan Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Tahun 2025 oleh LLDIKTI Wilayah XII di Kota Ambon.
Gubernur Lewerissa mengatakan saat ini perguruan tinggi berperan sebagai pusat transformasi, mahasiswa jadi penggerak perubahan, dan riset sebagai landasan kebijakan pembangunan daerah.
Ia menambahkan, kampus harus mampu menjawab persoalan mendasar Maluku, mulai dari kemiskinan, ketimpangan, hingga pengangguran, sekaligus mengoptimalkan potensi unggulan daerah seperti perikanan, pertanian, perkebunan, pariwisata, energi, dan sumber daya mineral.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Provinsi Maluku menyiapkan sejumlah strategi, antara lain mendorong kolaborasi kampus dengan pemerintah daerah dan dunia usaha, menjadikan riset perguruan tinggi sebagai rujukan kebijakan pembangunan, memperkuat Maluku Center of Excellence, hingga mendukung mahasiswa melalui KKN tematik dan program wirausaha sosial.
“Kita sedang menuju Indonesia Emas 2045. Maluku tidak boleh menjadi penonton, tetapi harus tampil sebagai pelaku sejarah, dan itu dimulai dari kampus-kampus kita,” ucapnya.
Ia menambahkan, kehadiran kampus di tengah masyarakat juga harus melahirkan calon pemimpin bangsa sekaligus pemikir-pemikir kritis yang berfungsi sebagai agen perubahan dan agen dalam mengawasi kebijakan pemerintah untuk kemajuan daerah
Ia berharap kegiatan ini menjadi momentum penting memperkuat sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia usaha dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang progresif dan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat Maluku.
