Ambon (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Maluku mengembangkan kewirausahaan berbasis sumber daya lokal melalui pelatihan 100 pemuda miskin ekstrem, sebagai langkah memperkuat kemandirian ekonomi, kreativitas, serta membuka peluang usaha berbasis potensi khas daerah.
“Hari ini kita tidak sekadar berkumpul untuk menggugurkan kewajiban program pemerintah. Hari ini adalah tentang harapan. Hari ini adalah tentang mengubah nasib,” kata Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Ambon Robby Sapulette di Ambon, Jumat.
Kegiatan berlangsung di Ruang Vlisingen, Balai Kota Ambon itu, diselenggarakan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Ambon dengan mengusung tema “Wirausaha Muda Mandiri, Indonesia Tangguh: Pengentasan Kemiskinan melalui Pengembangan Kewirausahaan Pemuda Berbasis Sumber Daya Lokal”, dan diikuti 100 peserta wirausaha muda.
Ia menyampaikan bahwa tantangan kemiskinan ekstrem masih nyata, namun bukan sesuatu yang tidak dapat diatasi.
Ia menegaskan pentingnya peran pemuda sebagai motor perubahan dalam pengentasan persoalan tersebut.
“Kita harus berani mengakui bahwa tantangan kemiskinan ekstrem masih ada di sekitar kita. Namun, kemiskinan bukanlah takdir yang tidak bisa diubah, dan senjata paling ampuh untuk melawannya adalah semangat kemandirian yang ada di dalam jiwa anak-anak muda,” ujarnya.
Melalui pelatihan ini, para pemuda didorong untuk tidak bergantung pada bantuan, melainkan menjadi pencipta peluang usaha, bahkan pembuka lapangan kerja bagi orang lain.
Ia menekankan pentingnya pemanfaatan sumber daya lokal sebagai fondasi usaha yang kuat dan berkelanjutan.
Ia mengajak peserta melihat potensi khas Ambon, seperti perikanan, rempah, kreativitas musik, hingga kuliner sebagai modal besar bagi pengembangan usaha.
“Jangan kita mati di lumbung padi. Jangan kita lapar di tengah kelimpahan. Manfaatkan apa yang ada di Ambon. Olah sagu menjadi kuliner modern, olah ikan menjadi produk kemasan bernilai tinggi, manfaatkan limbah kerang menjadi kerajinan,” katanya.
Ia menegaskan bahwa modal utama untuk memulai usaha bukan sekadar uang melainkan mental yang kuat.
“Mental yang tidak malu memulai dari bawah, mental yang tangguh saat gagal lalu bangkit lagi, mental yang jeli melihat peluang,” katanya.
Pemerintah Kota Ambon berkomitmen menyediakan pendampingan lanjutan setelah pelatihan agar seluruh ilmu yang diperoleh peserta tidak berhenti sebagai teori, tetapi berkembang menjadi usaha baru yang produktif.
Ia juga menginstruksikan dinas terkait untuk melakukan monitoring dan pendampingan secara berkelanjutan.
Ia berharap, para peserta mampu menjadi wirausaha muda yang mandiri dan berdaya saing.
“Jadilah wirausaha muda yang mandiri. Buktikan bahwa pemuda Ambon bukan pemuda yang pasrah pada keadaan, tetapi pemuda yang mampu menjadi tuan di negerinya sendiri,” ucapnya.
