Ambon (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Maluku, menegaskan komitmennya memperkuat nilai damai, toleransi, dan kerukunan melalui Perarakan Arca Kristus Raja Semesta Alam yang digelar Gereja Katolik Paroki Santo Joseph-Passo.
“Perayaan ini adalah sebuah perayaan besar Gereja Katolik untuk memberikan penghormatan kepada Kristus Yesus sebagai Raja Alam Semesta, Raja Kemuliaan, dan Raja Damai,” kata Penjabat Sekretaris Kota Ambon Robby Sapulette, di Ambon, Sabtu.
Ia menyampaikan apresiasi Pemkot terhadap kegiatan yang dinilai memiliki makna spiritual sekaligus sosial bagi warga kota. Ia juga menegaskan tiga pesan penting yang dapat dimaknai dari kegiatan ini.
Yakni pertama, perarakan mengajak umat Katolik menempatkan Kristus sebagai pusat kehidupan bergereja dan bermasyarakat. Kedua, pengakuan terhadap Kristus sebagai Raja Damai harus diwujudkan dalam tindakan menghadirkan shalom atau damai sejahtera di manapun umat berada.
“Ketiga, kegiatan ini mencerminkan sikap kebersamaan, toleransi, dan kerukunan antarumat beragama. Dengan toleransi, Pemkot dapat melaksanakan program-program prioritas secara baik,” ujarnya.
Sementara itu, Vikaris Jenderal Keuskupan Amboina, RD. Anton Kawole Lerek, menjelaskan bahwa perarakan Arca Kristus merupakan bentuk penghormatan umat Katolik kepada Yesus sebagai Raja di atas segala raja.
Ia menegaskan pengarakan arca bukan bentuk penyembahan berhala, melainkan simbol penghormatan sebagaimana umat Israel mengarak Tabut Perjanjian.
Ia juga mengingatkan makna lebih dalam dari perarakan tersebut, yakni panggilan untuk terus hidup berdampingan secara damai.
“Tuhan harapkan dari kita, tidak hanya kita jalan lalu capek dan selesai. Tetapi yang paling penting, marilah kita hidup berdampingan secara damai seperti yang diteladankan dan diperintahkan oleh Yesus,” katanya.
Kegiatan perarakan tahun ini mengusung tema: “Melalui Kegiatan Perarakan Arca Kristus Raja Alam Semesta Mari Katong Wujudkan Kota Ambon, Maluku dan Indonesia Pung Bae.”
