Ambon, 26/3 (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff menegaskan prosesi "Jalan Salib" Oikumene yang digelar di Kota Ambon merupakan manifestasi iman umat Kristiani dalam memaknai peristiwa kesengsaraan Yesus Kristus untuk menebus dosa umat manusia.
"Prosesi Jalan Salib yang dilaksanakan umat Kristiani setiap tahun merupakan manifestasi iman umat Kristiani untuk mengenang kisah sengsara perjalanan Yesus Kristus sebelum disalibkan," katanya saat membuka kegiatan Jalan Salib, di Ambon, Sabtu.
Dia mengatakan, prosesi tersebut mengingatkan pengorbanan Yesus Kristus sebagai Sang Juru Selamat yang rela menderita dan mati untuk menebus segala dosa umat manusia.
"Saya atas nama pemerintah provinsi Maluku mengucapkan selamat Paskah yang dirangkaikan dengan prosesi jalan salib, sebagai sebuah peristiwa iman yang bersejarah bagi setiap umat manusia," ujarnya.
Menurutnya, proses jalan salib tidak sekedar dipahami secara harfiah dan terjebak pada ritual semata, tetapi sejatinya setiap umat Kristiani harus bisa menangkap makna dibalik peristiwa tersebut.
Dia mengatakan, sesungguhnya kisah perjalanan sengsara Yesus Kristus di dunia dan mati serta bangkit pada hari ketiga, sebagai wujud kemenangan atas kuasa maut dan sangat sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
"Kita semua sangat berbahagia karena setiap pelaksanaan kegiatan keagamaan di daerah ini sarat dengan nuansa kebersamaan dan persaudaraan yang tinggi sebagaimana yang disaksikan di hari ini," katanya.
Prosesi jalan salib hidup, ujar Said dilaksanakan secara Oikumene melibatkan seluruh umat Kristiani di Kota Ambon "Manise", tentu menunjukan umat beragama di Maluku mampu memaknai kehidupan dibalik peristiwa hari-hari besar keagamaan tersebut.
"Keharmonisan hidup yang baik seperti ini, sesungguhnya merupakan modal sosial yang berharga untuk memupuk kebersamaan dalam kehidupan umat beragama yang heterogen di Maluku, sekaligus membangun kerukunan dalam bingkai keberadaban," ujarnya.
Gubernur menambahkan, kisah sengsara dan wafatnya Tuhan Yesus Kristus dalam konteks Jalan Salib mengandung makna sangat mendalam bagi setiap umat dan menjadi bukti terbesar cinta kasih Tuhan yang maha agung kepada seluruh umat manusia.
Kecintaan Yesus Kristus terhadap umatnya adalah melalui turun ke dunia dengan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia serta menjadi penebus dosa bagi umat yang dicintainya.
"Tindakan penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus dalam dogma Kristiani memiliki nilai profentik yang sangat agung, di mana Yesus berkorban untuk kemanusian universal," tandasnya.
Karena itu, peristiwa-peristwa jalan salib merupakan simbolisasi penyelamatan Allah bagi umat manusia melalui wujud pengorbanan putraNya Yesus Kristus sebagai Sang Juru Selamat .
Nilai pengorbanan Yesus Kristus hingga disalib di bukit Golgota serta kebangkitannya di hari ketiga setelah kematian dan dirayakan umat Kristiani sebagai Hari Raya Paskah, hendaklah menjadi sumber inspirasi umat Kristiani dalam rangka berkorban untuk sesama.
Perayaan Pasakah harus ditransformasikan sebagai tonggak berkorban untuk menegakkan nilai-nilai keadilan, kesejahteraan, kemakmuran, kasih sayang dan kedamaian untuk kemanusiaan sejagat.
"Saya berharap prosesi jalan salib ini dapat membangun komitmen seluruh umat agar memahami secara komprehensif dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari," katanya.
Uskup Diosis Amboina Mgr PC. Mandagie menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Provinsi Maluku atas dukungan kegiatan Jalan Salib Oekumene di Kota Ambon
"Sebagai Uskup Amboina, saya bangga dengan pemerintah Provinsi Maluku dan kabupaten/kota, memberikan perhatian kepada kegiatan-kegiatan keagamaan, termasuk yang dilakukan umat Katolik," katanya.
Menurut Uskup, kegiatan keagamaan yang dihadiri oleh tokoh-tokoh agama Islam, Protestan, Hindu dan Budha menunjukkan bentuk persaudaraan lintas agama, suku dan gender.
Uskup Mandagi berharap, kegiatan keagamaan tidak hanya dijadikan sebuah sandiwara saja atau sinetron keagamaan tetapi harus membuat perubahan untuk menjadi orang yang lebih baik.
"Bahayanya di Indonesia, banyak kegiatan keagamaan tetapi orang berkelahi, saling menghacurkan, ada ketidakadilan, ketidak jujuran. Jadi harus menumbuhkan persudaraan melalui ajaran kasih," pintanya.
Uskup berharap prosesi Jalan Salib dapat membawa perubahan dalam hidup khususnya umat Kristen untuk membangun persaudaraan sejati.
Prosesi Jalan Salib melewati sejumlah ruas jalan di Kota Ambon, menyedot perhatian ribuan warga di ibu kota provinsi Maluku tersebut.
Prosesi Jalan Salib yang mengambarkan kesengsaraan Yesus Kristus hingga wafat di Bukit Golgota, dimulai dari halaman Katolik Center di, di kawasan benteng hingga penyaliban yang dipusatkan di lapangan Merdeka.
Kegiatan Oikumene tersebut dihadiri Kakanwil Kementerian Agama Maluku, Feisal Musaad, Uskup Diosis Amboina, Mgr. PC. Mandagi, Ketua Klasis GPM Kota Ambon, Pdt N.J. Rutumalessy, Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy serta ribuan umat Kristiani dari berbagai denominasi gereja di Ambon dan sekitarnya.
Gubernur: Jalan Salib Manifestasi Iman Kristiani
Minggu, 27 Maret 2016 7:58 WIB