Denhaag, 5/9 (Antara Maluku) - Penyanyi dangdut Shamilla Cahya berhasil mengobati kerinduan masyarakat Indonesia di Belanda dengan melantumkan lagu "Aku Rindu", ketika ia tampil menghibur masyarakat Indonesia dan warga Belanda di acara Pasar Raya Indonesia di Denhaag.
Acara itu digelar di halaman Sekolah Indonesia Denhaag (SIDH) Wassenaar Denhaag, selama tiga hari sejak Jumat malam hingga Minggu.
Wakil Ketua MPR Oesman Sapta yang sempat mampir di Pasar Raya Indonesia, pada saat "stop over" dalam perjalanan ke Polandia, kepada Antara London, Minggu mengakui keberhasilan acara yang digelar KBRI Denhaag dalam rangkaian memperingati HUT ke-71 RI itu.
"Saya lihat antusias masyarakat Indonesia dan juga warga Belanda yang berbaur dalam acara Pasar Raya," ujar Oesman Sapta.
Oesman Sapta mengakui kegiatan pasar raya ini dapat dijadikan alat komunikasi untik menjelaskan mengenai Indonesia.
"Saya terharu, begitu banyak warga asing yang menikmati acara, dan saya harap acara serupa digelar secara rutin dan dapat dijadikan sebagai alat komunikasi dengan orang Belanda sangat penting," ujarnya.
Warga Belanda Hans van Dijk yang khusus datang dari Wepps untuk menghadiri acara Pasar Raya itu mengakui dirinya dapat melihat kegembiraan para hadirin.
"Tua muda semua gembira, dan tidak terlupakan poco-poco di akhir acara," ujar Hans yang juga ikut berjoget.
Diakuinya dalam acara Pasar Raya yang lebih mencolok adanya keamanan di kiri kanan, itu adalah kombinasi dari kegembiraan pesta pora dan realitas yang sesungguhnya.
Seperti layaknya tari poco- poco semua bergembira.
Sementara itu, Shamilla Cahya dan penyanyi Indonesian Idol Lucky Octavian yang diundang untuk menghibur, tampil mempesona dengan lagu-lagu dangdut yang cukup akrab di telingga masyarakat Indonesia yang ada di negeri Belanda.
Shamilla Cahya, penyanyi dangdut, penari jaipong, pemain sinetron dan layar lebar yang lahir di Bandung, mengakui sangat senang dan bangga bisa menghibur masyarakat Indonesia yang ada di Belanda.
"Acaranya seru banget, Saya serasa seperti berada dalam lingkungan keluarga sendiri," ujarnya.
Pada kesempatan itu, salah seorang diaspora Indonesia Lily Samantha mengatakan bahwa acara pasar raya yang dikenal di masyarakat Indonesia di Belanda merupakan acara yang selalu ditungg-tunggu.
"Saya lihat antusias masyarakat Indonesia dan Belanda menyatu berjoget bersama," ujar Lily yang mengajak rekan-rekan diaspora menyambut kedatangan Presiden Jokowi saat berkunjung ke Belanda beberapa waktu lalu.
"Sayangnya acara yang selalu diselenggarakan pada hari Minggu dimana transportasi terutama bus umum umumnya jarang ada.
Dubes RI di Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja kepada Antara mengatakan bahwa ia merasa haru melihat masyarakat Indonesia dan Belanda menyatu dan saling berbagi budaya.
"Mereka merasa seperti di kampung sendiri " ujar Dubes Puja.
Acara Pasar Raya ini berhasil menyatukan kedua bangsa begitu mencair, bergembira bersama-sama dan juga bazar kuliner Indonesia yang sudah menjadi bagian dari budaya Belanda.
"Nenek saya berasal dari Sumatera dan makanannya enak sekali," ujar wanita separu baya dengan bahasa Belanda saat belanja di stand Salero Minang yang terkenal dengan masakan Padang seperti gulai tunjang dan jengkol sambal lado ijo.
Berbagai kuliner Indonesia dijajakan dalam Pasar Raya seperti Mpek-mpek Elysha, Warung Kasih, Warung Bude Kati, Wijaya Kusuma, Pondok Nusantara dan juga Pameran diikuti Batik Papua, Yayasan Alzheimer, Kota Bandung, Dharma Wanita Persatuan KBRI Denhaag, Indonesia Diaspora Belanda, Indonesia Satu, stand Garuda dan Singapore Airlines yang menyediakan door prize berhadiah tiket dari Belanda ke Jakarta pp.
Sementara di pangung selain penampilan penyanyi Lucky dan Shamilla juga demo pencak silat, musik tari Toraja, kesenian Papua, musik angklung dan band dangdut. Dalam Pesta rakyat ini pengunjung menyatu bergoyang dan berjoget dalam musik Sajojo dan Gemi Famire.