Ambon, 7/11 (Antara Maluku) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Efendi, menegaskan, pendidikan karakter akan segera diterapkan pada jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) baik swasta maupun pemerintah.
"Kami (Kemendikbud) saat ini sedang bekerja lebih cepat untuk segera memberlakukan sistem pendidikan karakter di seluruh SD dan SMP di Tanah Air," kata Mendikbud Muhadjir, di Ambon, Senin.
Menurutnya, paradikma pendidikan di Tanah Air terutama pada SD dan SMP, saat ini akan diubah dengan model pendidikan pendidikan berbasis karakter, dengan salah satu muatan utama yakni kebudayaan yang menekankan kearifan, keunggulan dan kecerdasan lokal.
Mendikbud yang berkunjung ke Ambon dalam rangka membuka Kongres Kebudayaan Maluku II di Namlea, Kabupaten Pulau Buru, Minggu (6/11), mengatakan, dalam penerapannya tidak akan seragam di semua sekolah karena disesuaikan dengan tradisi dan kearafan lokal masing-masing daerah.
"Jadi tidak harus semuanya seragam. Termasuk pakaian sekolah juga tidak perlu seragam, karena disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing daerah. Selama ini yang terjadi semuanya serba seragam. Bisa saja siswa SD dan SMP di Maluku tampil dengan mengunakan baji seragam berciri khas ke-Maluku-annya, sehingga berbeda dari daerah lain," katanya.
Dia menegaskan, kurikulum berbasis karakter bukan seperti mata pelajaran yang diterapkan selama ini.
"Mata pelajaran adalah silabus. Sedangkan kurikulum adalah semua aktivitas yang dirapatkan dan dilaksanakan di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan dan berada di bawah tanggung jawab sekolah, baik di dalam maupun di luar sekolah," katanya.
Sistem pendidikan karakter yang diterapkan yakni 70 persen pada tingkat SD, sedangkan SMP sebesar 40 persen dari keseluruhan jam mengajar dalam sehari yang mencapai delapan hingga sembilan jam.
"Jadi dalam sehari, mungkin siswa hanya mengikuti pelajaran selama dua jam, sedangkan enam jam sisanya bisa dilakukan dalam bentuk aktivitas di luar ruangan, tempat rekreasi maupun tempat ibadah, sehingga siswa tidak merasa bosan selama berada di sekolah, asalkan pihak sekolah bertanggung jawab dan menjadi bagian dari upaya mencerdaskan siswa," ujar Menteri.
Mmendikbud juga menegaskan, dirinya telah meminta para Dirjen untuk mengevaluasi kemungkinan mata pelajaran di SD dan SMP untuk lebih dikurangi. "Sedikit mata pelajaran akan semakin bagus, dan pendidikan karakternya yang diperbanyak," tandasnya.
Dirinya juga menegaskan, guru yang mengajar minimal delapan jam dalam sehari akan memperoleh tunjangan profesi dan sertivikasi, sehingga memperkecil ruang seorang guru mencari tambahan pendapatan di luar jam sekolah, di samping proses sertivikasinya tidak perlu dilakukan setiap tahun.
"Seorang dokter saja tidak mengikuti sertivikasi profesi setiap lima tahun agar bsa meningkatkan tugas prakteknya. Mereka juga tidak perlu membuat penelitian ilmiah yang sulit dan hanya menulis laporan tentang pengalaman bertugasnya. Hal ini juga akan diberlakukan bagi para guru," ujarnya.
Sedangkan para kepala sekolah akan dibebas tugasnya dari tanggung jawab mengajarnya, dan hanya menjadi manajer untuk memajukan sekolah maupun menciptakan siswa yang unggul.
"Jadi seluruh kepala sekolah nantinya tidak akan mengajar dan hanya fokus bekerja untuk memajukan sekolahnya saja. Mereka juga akan memperoleh gaji dan tunjangan lebih besar dari para guru," katanya.