Ambon, 2/1 (Antaranews Maluku) - Gubernur Maluku, Said Assagaff menantang kalangan generasi muda di provinsi tersebut untuk mewujudkan nilai dan semangat perjuangan Pahlawan Nasional asal Maluku, Martha Christina Tiahahu guna membangun dan memajukan daerahnya.
"Generasi Muda di Maluku, terutama di Pulau Nusalaut yang merupakan tempat kelahiran Pahlawan Nasional Martha Christina Tiahahu harus berani berjuang mengatasi tantangan pembangunan jaman now," katanya saat memimpin upacara peringatan dua abad pahlawan nasional tersebut yang dipusatkan di Negeri Abubu, Pulau Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah, Selasa.
Dia mengemukakan, semangat perjuangan Martha Christina atau Ina Ata (Nenek Martha) dalam menentang penjajahan sehingga dijuluki perempuan "kabaresi" (pemberani) perlu dicontohi oleh generasi muda masa kini.
"Bayangkan saja seorang perempuan muda belia telah berani mengangkat senjata melawan penjajah hingga akhirnya meninggal dalam usia 18 tahun. Seharusnya generasi muda Maluku saat ini memiliki keberanian yang sama untuk bangkit melawan berbagai bentuk penjajahan jaman now," tegasnya.
Kalangan generasi muda dituntut mampu membentengi diri dan mengatasi bentuk-bentuk pejajahan masa kini yang ditandai dengan kemajuan dan kecangihan teknologi informasi tanpa batas, sehingga tidak larut, tergerus dan terjerumus dalam berbagai bentuk penindasan dan kebodohan.
"Jangan hanya berpangku tangan, tetapi harus berani serta gigih berjuang untuk membangun dan memajukan daerahnya di berbagai bidang. Saya tantang generasi muda, terutama di Pulau Nusalaut tempat kelahiran Ina Ata untuk memiliki semangat juang tinggi seperti Martha Christina Tiahahu melawan berbagai bentuk penindasan gaya baru," ujarnya.
Dia juga mengingatkan kalangan generasi muda untuk mewaspadai peredaran narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), terutama di Pulau Nusalaut, karena menjadi salah satu bentuk penindasan serta merusak mental dan moral anak-anak dan kaum muda yang merupakan generasi peneris cita-cita perjuangan bangsa.
"Narkoba menjadi momok untuk diperangi secara bersama-sama karena peredarannya sangat luas. Generasi muda tidak boleh terkontaminasi dan terjerumus menjadi pemakai maupun pengedar, karena dampaknya sangat buruk dan merusak masa depan," tandasnya.
Patung Baru
Gubernur yang didampingi Wagub Zeth Sahuburua, Sekda Hamin Bin Thahir, Kapolda Maluku, Irjen Pol Deden Juhara, Pangdam XVI/ Pattimura Mayjen TNI. Suko Pranoto, Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal dan Wakil Bupati, Marlatu Leleury, dalam kesempatan tersebut juga meresmikan patung Martha Christina Tiahahu yang terbuat dari perunggu setinggi enam meter ditandai dengan penandatanganan prasasti.
Gubernur didampingi ahli Waris Martha Christina, Leo Tiahahu (53) yang merupakan generasi ke enam dari Paulus Tiahahu (ayah dari Martha Christina) serta sejumlah pejabat juga meletakkan karangan bunga di lokasi sekitar patung yang baru dibangun sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangannya.
Pemerintah Provinsi Maluku, mengalokasikan anggaran sebesar Rp7,5 miliar untuk pembuatan monumen martha Christina di Negeri Abubu, diantaranya pembuatan patung perunggu sebesar enam ton dan tinggi enam meter dengan biaya Rp2,5 miliar, sedangkan sisanya untuk pembuatan ruang terbuka hijau 800 meter persegi, jembatan condong ke laut serta dudukan patung setinggi empat meter.
Peringatan perjuangan Martha Christina yang lahir di Negeri Abubu pada 4 Januari 1800 dan meninggal pada 2 Januari 1818 dalam usia 18 tahun. Putri dari Kapitan Paulus Tiahahu ikut terlibat bersama ayah handanya dalam perang Patimura melawan Belanda pada tahun 1817.
Martha Christina dalam suatu operasi pembersihan kolonial Belanda pada Desember ditangkap bersama 39 orang lainnya dan dibawa dengan kapal Eversten ke Pulau Jawa untuk dipekerjakan secara paksa di perkebunan kopi.
Selama di atas kapal, kondisi kesehatan Martha Christina Tiahahu memburuk. Dia menolak makan dan pengobatan.
Akhirnya pada 2 Januari 1818, selepas Tanjung Alang, Pulau Ambon, Martha Christina Tiahahu menghembuskan nafas yang terakhir. Jenazah Martha Christina Tiahahu disemayamkan dengan penghormatan militer ke laut Banda.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 012/TK/Tahun 1969 tertanggal 20 Mei 1969, Martha Christina Tiahahu yang lahir pada 4 Januari 1980 secara resmi diakui sebagai pahlawan nasional.
Pada dua abad peringatan pejuangannya, dilakukan serangkaian kegiatan yang dikemas dalam Festival Martha Christina dan akan dijadikan kalender tetap tahunan pariwisata di Pulau Nusalaut, diantaranya lomba mancing, forum diskusi dan seminar serta lomba lari Marathon 23 KM.
Menyemarakan peringatan dua abad tersebut panitia juga menggelar kirab obor dan dayung perahu yang iikuti dua ratus perempuan, serta makan patita bersama melibatkan warga dari tujuh negeri di Pulau Nusalaut.
Generasi muda ditantang wujudkan perjuangan Martha Christina
Selasa, 2 Januari 2018 18:54 WIB