Saumlaki, 9/4 (Antaranews Maluku) - Dua kelompok tani rumput laut yakni Rumyaar dan Wermas di desa Lermatang, Kabupaten Maluku Tenggara Barat membutuhkan bantuan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas budi daya komoditas itu, yang telah mereka geluti sejak 2016 .
Ditemui di desa Lermatang, kecamatan Tanimbar Selatan, Senin, para petani itu menyatakan, sejak pendirian kelompok tani hingga saat ini mereka hanya didampingi oleh INPEX Masela Ltd. melalui DFW, sementara pemerintah desa setempat belum pernah memberikan bantuan.
"Kendalanya yaitu, kami perlu menata ulang lokasi dimana tali-tali yang sudah lama itu harus diganti dengan tali yang baru, karena tali yang lama bisa dengan mudah mendatangkan penyakit bagi rumput laut," kata Yunis P. Nusmese (48), Sekretaris kelompok tani Wermas.
Ia mengatakan kelompoknya juga terkendala dalam mencari bibit, pelampung, dan memerlukan mesin ketinting, karena selama ini hanya menggunakan perahu dayung.
Yunis mengakui, sebenarnya ada bantuan dari pemerintas desa tetapi tidak tepat sasaran.
"Contohnya, di desa ini ada peternak yang diberi bantuan mesin ketinting, sementara sejumlah pembudidaya rumput laut yang sebelumnya mengajukan proposal kepada pemerintah desa, tidak mendapatkannya.
Ketiadaan perahu ketinting sangat mempengaruhi hasil panen rumput laut di Lermatang, bahkan para tani mengaku pernah mengalami gagal panen pada beberapa bulan lalu.
"Satu tahun kita panen bisa sampai tiga kali, dimana satu kali panen itu bisa dapat tiga sampai empat karung per orang. Kendalanya ada hama musiman yang mengena pada rumput laut sehingga terkadang kita gagal panen," kata Adolf Batlayeri (61), ketua kelompok Rumyaar.
Meski demikian, kata dia, para petani tetap optimistis memperoleh hasil yang maksimal karena selalu didampingi oleh para fasilitator dari DFW dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Sekali panen, saya bisa memperoleh keuntungan hingga Rp7 juta rupiah. Memang kami ada di dalam kelompok tetapi usaha ini perorangan. Jadi sekali panen itu ada yang bisa perolah 200 ton," katanya.
Yunis dan Adolf juga berharap pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat bisa membantu agar harga rumput laut bisa dinaikkan.
"Hingga saat ini harga rumput laut yang dibeli oleh para pengusaha lokal di kota Saumlaki masih berkisar pada Rp15.000 s.d. Rp16.000/kg," kata Adolf.
Penyuluh Perikanan Bantu dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Erlina Knyarilai dan Fasilitator DFW, Muhammad Syukri membenarkan bahwa selama ini pemerintah desa terkesan apatis terhadap para petani rumput laut di desa itu.
"Pembagian bantuan untuk nelayan tidak merata mengakibatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah desa berkurang. Sebagai fasilitator, kami sudah menyampaikan keluhan para nelayan ini kepada pemerintah desa dan juga sudah kami komunikasikan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat melalui dinas teknis," kata Erlina.
Berdasarkan usulan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten MTB, Yongki Souisa telah mendatangi para petani rumput laut di desa Lermatang, dan menyatakan akan ada bantuan dengan nilai anggaran sebesar Rp10 juta dari Pemerintah desa Lermatang pada tahun ini.
"Sudah dialokasikan dalam APBDes tahun 2018," katanya.
Ia juga menyatakan sudah ada kunjungan tim dari Kementerian Desa, dan mereka berjanji akan memberikan bantuan yang diperlukan para petani rumput laut di Lermatang.