Ambon, 25/4 (Antaranews Maluku) - Profesional dalam bidang ilmu pengetahuan dari Northwest Invention Center, Ed Sobey memaparkan kondisi laut kepada siswa SUPM di Ambon.
Memperingati Hari Bumi 22 April 2018, Konsulat Jendral (Konjen) Amerika mengajak pakar kelautan Ed Sobey, untuk memaparkan kondisi laut dengan tema "Masa depan samudera kita" kepada siswa SUPM dan mahasiswa Fakultas Perikanan dan ilmu kelautan Universitas Pattimura.
Ed Sobey dalam paparannya menggambarkan kondisi laut di tahun 1950, tahun 2018 dan 30 tahun mendatang.
"Tahun 1950 an laut kita sangat luas, belum banyak kapal yang beraktifitas, biota laut belum terjamah, kondisi perikanan kita masih melimpah, dan tentunya tidak ada sampah plastik di laut," katanya di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan, kurun waktu 50 tahun bekerja dibidang kelautan, kondisi laut saat ini menjadi lebih sakit atau tidak sehat lagi.
"Setiap kunjungan saya ke berbagai negara, saya selalu meminta terutama kepada generasi muda untuk memikirkan kondisi laut kita yakni bagaimana agar laut tidak sakit," ujarnya.
Berbagai cara katanya, harus dilakukan untuk menjaga kelestarian laut yakni mulai melakukan penelitian, dan cara untuk mengatasi kondisi laut.
"Harapan saya para para siswa SUPM dan mahasiswa, ketika masuk ke dunia kerja harus memikirkan bagaimana cara laut tidak menjadi sakit, mereka mulai melakukan riset dan berfikir persoalan apa dan bagaiaman cara melestarikan masa depan laut di Indonesia," kata Ed Sobey.
Diakuinya, hasil obeservasi yang dilakukan di Indonesia selama 10 hari, Indonesia memiliki terumbu karang yang indah, kekayaan keragaman biota laut yang luar biasa.
Tetapi yang terjadi terumbu karang masih tertutup sampah, seperti lukisan yang mahal dan indah yang diletakkan di lantai tetapi ditutupi sampah.
Kondisi laut tersebut lanjutnya, jika dibiarkan maka akan berdampak pada kelestarian biota laut dan industri perikanan di Indonesia.
"Hal yang harus dilakukan adalah jangan membuang sampah ke laut, tanamkan dalam diri sejak awal untuk cinta laut, yang terpenting juga adalah jangan buang baterai ke laut, tetapi kita mencari cara untuk mendaur ulang sebelum dibuang," tandasnya.
Ed Sobey menambahkan, dalam 22 tahun kedepan jumlah plastik di laut akan lebih banyak dari jumlah ikan, hal ini tentu berdampak pada ndustri perikanan.
"Jika dari awal kita tidak bertindak maka yang terjadi adalah laut kita akan semakin rusak,
industri perikanan pasti akan bangkrut. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi kita siswa yang sekolah di bidang perikanan, " katanya.
Ed Sobey paparkan kondisi laut di SUPM
Rabu, 25 April 2018 21:08 WIB