Ambon, 23/8 (Antaranews Maluku) - Branch marketing manager PT. Pertamina untuk Provinsi Maluku-Maluku Utara, Doni Brilianto, menyatakan ada indikasi kelalaian yang mengakibatkan terjadinya tumpahan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis avtur pada Rabu (15/8).
"Penyebabnya ada indikasi kelalaian, awalnya seperti itu tetapi kita masih menunggu hasil tim investigasi pusat dan indikasi itu tidak bisa dijadikan pernyataan karena harus dengan barang bukti," kata Doni di Ambon, Rabu.
Hasil investigasi PT. Pertamina belum dirilis resmi dan yang jelas dari Kamis (16/8) sampai Minggu (19/8), tim investigasi telah bekerja melakukan tugasnya di terminal BBM Wayame dan masih menunggu hasil investigasi dari korporat.
"Jadi kami belum bisa memastikan penyebab utamanya apa, dan kalau terjadi kelalaian, baik dari sistem atau pekerja, yang pasti hukuman akan dijalankan," tandasnya.
Penyebab terjadi rembesan main hall tangki tujuh, jadi kalau bicara passing itu bukan kelalaian manusia (human eror) dan ini yang sedang diinvestigasi sehingga semua pekerja telah diinterogiasi oleh tim.
Total tangki muatnya 5.000 kilo liter(KL), waktu posisi bocor tersisa 4.000 KL lebih dan yang hilang sekitar 20 KL, tetapi saat itu tangki tujuh kosong dan bocorannya antara tangki delapan ke tangki tujuh.
"Sejak Kamis (16/8) sudah dilakukan koordinasi dan langkah awal dari sungai ke laut dipasang oill bom untuk menahan minyak agar tidak mengalir keluar, dan di laut dipakai oill diversan untuk memecah minyak menjadi partikel kecil," kata Doni.
Terdapat 18 tangki di terminal BBM Wayame dengan berbagai macam prodak, mulai dari minyak tanah, premium, pertamax, solar, dan avtur, dan kalau terjadi kekeliruan kecil, tetapi bila penanganannya tidak sesuai standar operasi prosedur (SOP) bisa berdampak besar.