Ambon (ANTARA) - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Maluku pada Februari 2019 tercatat sebesar 6,91 persen, di mana TPT di daerah perkotaan lebih tinggi dari perdesaan.
Sedangkan angkatan kerja pada Februari 2019 sebanyak 764.939 orang, dan penduduk yang bekerja di Maluku pada Februari 2019 sebanyak 712.118 orang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Rabu.
Dia mengatakan, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Maluku pada Februari 2019 sebesar 63,12 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi dari perempuan.
"Selama setahun terakhir ini, kategori yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja paling besar adalah kategori konstruksi," ujarnya.
Pada Februari 2019, sebesar 63,12 persen penduduk bekerja pada kegiatan informal, dan persentase pekerja informal turun 3,43 persen poin dibanding Februari 2018.
Pada Februari 2019 terdapat 37,15 persen penduduk bekerja tidak penuh (jam kerja kurang dari 35 jam seminggu) mencakup 12,91 persen setengah penganggur, dan 24,24 persen pekerja paruh waktu.
Dumangar mengatakan, jumlah penganggur di Maluku pada Februari 2019 tercatat sebanyak 52.821 orang, mengalami penurunan sebanyak 4.137 orang atau sebesar 7,26 persen dibanding keadaan Februari 2018 yang tercatat sebanyak 56.958 orang.
Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Maluku mengalami penurunan dari 7,38 persen pada Februari 2018 menjadi 6,91 persen pada Februari 2019.
Dumangar menambahkan, TPT adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja.
Jika dilihat berdasarkan wilayah TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi di banding TPT perdesaan.
TPT di Maluku Februari 6,91 persen
Rabu, 8 Mei 2019 10:31 WIB