Ambon (ANTARA) - Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Maluku pada Februari 2022 tercatat 6,44 persen dari angkatan kerja yang mencakup 876.813 orang atau turun 0,29 persen poin dari tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2021 yang mencapai 6,93 persen dari angkatan kerja menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
"Ini berarti dari 100 orang angkatan kerja terdapat sekitar enam orang penganggur," kata Kepala BPS Maluku Asep Riyadi di Ambon, Rabu.
Asep mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2021, TPT di Maluku pada Februari 2022 turun 0,49 persen poin.
Baca juga: Pemkab Taliabu akui angka kemiskinan & pengangguran meningkat
Ia menjelaskan pula bahwa pada Februari 2022, TPT di perkotaan mencapai 10,14 persen atau dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan TPT di daerah perdesaan yang tercatat 4,25 persen dari angkatan kerja.
TPT perkotaan dan perdesaan pada Februari 2022 naik masing-masing 0,07 persen poin dan 0,03 persen poin jika dibandingkan dengan TPT perkotaan dan perdesaan pada Februari 2021.
"Namun, jika dibandingkan Agustus 2021, TPT perkotaan dan perdesaan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,04 persen poin dan 0,38 persen poin," kata Asep.
Selain itu, BPS mencatat pada Februari 2022 tingkat pengangguran terbuka pada laki-laki sebesar 5,68 persen, lebih rendah dibanding tingkat pengangguran terbuka pada perempuan yang sebesar 7,63 persen.
Jika dibandingkan dengan kondisi pada Februari 2021, TPT laki-laki turun 0,35 persen poin dan TPT perempuan turun 0,14 persen poin pada Februari 2022.
Jika dibandingkan dengan kondisi pada Agustus 2021, TPT laki-laki turun 1,37 persen poin sedangkan TPT perempuan naik 0,88 persen poin pada Februari 2022.
Tingkat pengangguran terbuka pada lulusan SMA umum tercatat paling tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan lain, mencapai 10,31 persen.
"Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat dari TPT SD dan SMP paling rendah di antara semua tingkat pendidikan, yaitu masing-masing sebesar 1,83 persen dan 1,82 persen," kata Asep.
Baca juga: Angka pengangguran di Ambon naik 11 persen, masalah kompleks
Penduduk usia kerja yang terdampak pandemi COVID-19 di Maluku pada Februari 2022 sebanyak 58.215 orang, berkurang 53.408 orang atau 47,85 persen dibandingkan pada Februari 2021.
Penduduk usia kerja yang terdampak pengurangan jam kerja akibat pandemi tercatat sebanyak 49.626 orang (85,25 persen).
"Sedangkan jumlah penganggur karena dampak COVID-19 sebanyak 1.330 orang atau sekitar 2,36 persen terhadap total penganggur yang mencapai 56.434 orang di Maluku," kata Asep.
Baca juga: KPA Maluku: penderita Aids di Maluku pada 2020 didominasi pengangguran, begini penjelasannya
BPS: Tingkat pengangguran terbuka di Maluku turun, tapi jumlah pengangguran perempuan naik
Rabu, 25 Mei 2022 17:11 WIB