Ambon (ANTARA) - Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura (Unpatti) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Ambon melakukan pertemuan penguatan menuju eliminasi filariasis atau penyakit kaki gajah di kota Ambon pada 2020.
"Pertemuan yang digelar merupakan upaya mengeliminasi filariasis di kota Ambon sesuai target nasional tahun 2020, kata perwakilan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, Kristiana Titaley, Kamis.
Ia mengatakan, pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut kunjungan ke Puskesmas Waihaong dan Air Salobar di tahun 2018, untuk melihat hasil dari masyarakat yang menerima obat filariasis karena pengobatan dilakukan satu kali dalam satu tahun.
Ia mengatakan pihaknya ingin mengetahui apakah masyarakat yang menerima obat filariasis minum atau tidak ini yang menjadi masalah, karena ada banyak masyarakat yang menerima obat tetapi tidak semua minum obat, ataupun kalau minum obat tidak dilakukan secara teratur atau dengan cara yang benar
"Banyak masalah yang dihadapi masyarakat sehingga tidak mau minum obat, entah takut efek obat, tidak perlu minum obat karena merasa tidak sakit, atau ada perasaan takut jangan sampai timbul hal-hal yang tidak diinginkan, padahal sebenarnya tidak seperti itu," katanya.
Pihaknya berharap, melalui kerja sama penguatan itu ke depan akan ada intervensi sederhana yang bisa disampaikan dan bisa meningkatkan kepatuhan minum obat, sehingga eliminasi di tahun 2020, dapat tercapai.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Ambon, Rames Talle menjelaskan, kegiatan ini diikuti peserta dari 22 puskesmas di kota Ambon, sebagai upaya mencegah dan menekan kasus kaki gajah.
Pertemuan penguatan menuju eliminasi filariasis sekaligus upaya menyampaikan hasil penelitian Fakultas Kedokteran Unpatti terkait kepatuhan minum obat kaki gajah yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2015- 2019
"Tahun 2019 terakhir untuk pengobatan kaki gajah selama lima tahun sejak dicanangkan tahun 2015 dicanangkan, kita berupaya agar masyarakat memiliki kepatuhan untuk minum obat sebagai upaya pencegahan penyakit kaki gajah," katanya.
Ia menambahkan, proses pengobatan penyakit kaki gajah membutuhkan waktu lima tahun berturut-turut untuk mengobati penyakit yang disebabkan karena cacing tersebut.
Obat filariasis diberikan untuk pencegahan dan pengobatan, sehingga orang sehat juga harus minum obat itu untuk mencegah penyakit kaki gajah bersarang di tubuh.
Bulan Oktober 2019 pihaknya juga akan membagikan obat Dietil Carbamazepine (DEC), Albendazol dan Paracetamol yang bisa diperoleh secara gratis di semua puskesmas.
"Kami juga berharap masyarakat datang ke puskesmas terdekat agar diberi obat. Pemberian obat akan dilakukan melalui pemeriksaan lengkap. Untuk pencegahan, akan diberikan kepada yang sehat," tambahnya.
Baca juga: Dinkes Ambon imbau warga konsumsi obat filariasis
Baca juga: Tidore Kepulauan Berantas Filariasis
Unpatti - Dinkes Ambon penguatan menuju eliminasi filariasis pada 2020
Kamis, 20 Juni 2019 15:54 WIB