Ternate (ANTARA) - Sejumlah aktivitas pelayaran di pelabuhan Ternate ke berbagai kabupaten/kota di Maluku Utara (Malut) ditunda akibat cuaca ekstrim disertai angin kencang yang melanda daerah ini dalam tiga hari terakhir.
"Saat ini, kami berlakukan buka-tutup terutama kapal berukuran kecil seperti speedboat rute Ternate ke berbagai daerah lainnya di Pulau Halmahera, karena cuaca ekstrim yang melanda daerah ini sangat membahayakan keselamatan kapal maupun penumpang," kata Kepala Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ternate, Taher Laitupa di Ternate, Senin.
Karena itu, setiap speedboat yang berlayar dari Ternate menuju tempat tujuan akan diperiksa secara intensif, baik dari segi kelengkapan fasilitas keselamatan penumpang, jumlah penumpang, maupun kondisi fisik speedboat, guna menghindari terjadinya kecelakaan laut.
Peningkatan pengawasan terhadap armada tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terulangnya peristiwa kecelakaan laut yang menimpa sebuah speedboat dalam pelayaran dari Ternate ke Sofifi pada akhir pekan lalu.
Dia menjelaskan, jika ditemukan ada speedboat yang tidak memenuhi syarat untuk berlayar, misalnya fasilitas keselamatan penumpangnya tidak lengkap tidak akan diiizinkan berlayar dan kalau pun tetap memaksakan diri maka akan diberi sanksi tegas, meskipun speedboat memiliki seluruh persyaratan untuk berlayar, jika kondisi perairan Ternate dinilai berbahaya untuk pelayaran, juga tetap tidak akan diizinkan berlayar.
Akibat gelombang tinggi disertai angin kencang melanda wilayah Malut ini, sejumlah pelayaran baik untuk rute Ternate-Jailolo, Ternate-Sofifi maupun Ternate Sidangoli terhenti dan tidak terlihat penumpang yang antre di Pelabuhan Dufa-Dufa maupun Pelabuhan Armada Semut, karena tingginya gelombang laut dalam tiga hari terakhir.
Sementara itu, salah seorang petugas PT ASDP Bastiong Ternate, Muksin ketika dikonfirmasi mengakui, pihaknya terpaksa menghentikan aktivitas pelayaran sejumlah kapal fery baik itu tujuan Sidangoli maupun Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Bahkan, tambahnya kapal fery Goropa dari Sidangoli menuju Ternate tidak dapat bersandar di Pelabuhan ASDP Bastiong, karena tingginya gelombang sehingga harus diarahkan ke Pelabuhan Ahmad Yani.
Akibat gelombang tinggi disertai angin kencang, mengakibatkan sejumlah kapal tidak bisa bersandar di pelabuhan, akibatnya sejumlah penumpang yang berada di kapal menangis dan trauma akibat dihantam gelombang tersebut.
Sementara itu, Petugas Prakirawan Cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ternate, Justia PD Galensong ketika dikonfirmasi membenarkan kondisi cuaca secara umum di Malut sangat membahayakan pelayaran terutama menggunakan kapal berukuran kecil.
"Sebab, saat ini gelombang tinggi di perairan Malut mencapai 4 meter berpotensi terjadi di laut Halmahera dan perairan utara Pulau Halmahera," tambahnya.
Sejumlah aktivitas pelayaran di Malut ditunda akibat cuaca ekstrim
Senin, 5 Agustus 2019 14:19 WIB