Sofifi (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) menggandeng Organisasi Aksi Solidaritas Era (Oase) fokus penanaman pohon mangrove di ibu kota provinsi setempat, Sofifi dalam rangka Peringatan Hari Konversi Alam Nasional 2019.
"Berdasarkan hasil penyusunan One Map Mangrove Nasional sampai dengan 2018, dari sekitar 3.79 juta hektare luas mangrove Indonesia, seluas sekitar 2.62 juta hektare merupakan ekosistem mangrove dalam kondisi baik dan seluas sekitar 1,19 juta hektar dalam kondisi kritis, sehingga penanaman pohon mangrove di Sofifi bisa diikuti daerah lainnya di Malut," kata Sekprov setempat, Bambang Hermawan di Sofifi, Kamis.
Menurut dia, secara luas, Indonesia dikaruniai mangrove terluas yang mencapai 20 persen dari luas mangrove di dunia dan juga memiliki keanekaragaman hayati yang terbesar serta spektrumnya paling bervariasi. Warisan alam yang sangat luar biasa ini memberikan tanggung jawab yang besar bagi Indonesia untuk melestarikannya.
Bambang menyatakan, hasil penelitian bahwa lebar tanaman mangrove sekitar 100 meter dengan ketinggian akar 30 CM sampai satu meter dapat mereduksi besarnya gelombang tsunami sekitar 90 persen.
Di samping itu, hutan mangrove memiliki kemampuan menyimpan karbon 5 kali baik dari hutan daratan sehingga eskositem mangrove perlu tetap dipertahankan sebagai bagian dari upaya kita untuk menangani masalah lingkungan.
"Perlu kita menyadari bahwa kebiasaan dalam keseharian kita turut menyebabkan kerusakan ekosistem mangrove, antara lain konversi lahan menjadi penggunaan lain, perambahan, pencemaran, perluasan tambak, serta praktek budidaya yang tidak berkelanjutan," katanya.
Kegiatan penanaman mangrove dalam rangka Gerakan Nasional Peduli Mangrove, Pemulihan DAS dan kampong Hijau Sejahtera, kali ini secara serentak dilaksanakan pada 12 provinsi di Indonesia yaitu, Kepulauan Riau, Jambi, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat dengan penanaman sebanyak 60.000 batang yang melibatkan jajaran pemerintah daerah, organisasi wanita, unsur TNI-Polri, UPT Kementerian LHK, LSM, Pramuka serta masyarakat.
Mengingat manfaatnya yang begitu besar, perlu peran serta seluruh elemen bangsa untuk bahu-membahu memberikan kontribusi dalam rehabilitasi dan pelestarian dan penanaman sebanyak 500 anakan mangrove di Sofifi tersebut.