Ambon (ANTARA) - Lantai dan dinding rumah seorang warga di Desa Wayame, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon mengeluarkan hawa panas yang tidak biasa, diduga disebabkan gangguan jaringan instalasi listrik, bukan karena gas dan panas bumi.
"Hawa panas itu kami duga karena adanya instalasi listrik yang rusak atau semestinya pada rumah tersebut," kata peneliti Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fareza Sasongko di Ambon, Selasa.
Lantai dan dinding rumah keluarga Hupatea yang berada di Blok II Nomor 5 komplek perumahan BTN Wayame, sebelumnya dilaporkan mengeluarkan hawa panas yang tidak biasa sejak guncangan gempa bumi 6,5 skala richter pada 26 September 2019.
Kendati luasan hawa panas tidak mencapai keseluruhan lantai ruang keluarga, kejadian ini membuat keluarga Hutapea merasa panik dan waswas akan akan terjadi sesuatu pada bangunan rumah mereka.
Menanggapi itu, Fahreza mengatakan pihaknya telah meninjau rumah keluarga Hutapea dan memeriksanya. Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa hawa panas yang terasa di dinding dan lantai rumah bukan disebabkan oleh adanya gas atau panas yang keluar dari dalam bumi.
Hawa yang tidak biasa tersebut diduga berasal dari gangguan jaringan instalasi listrik, karena dinding dan lantai yang terasa panas juga menghantarkan aliran listrik.
"Ketika kami tinjau, lantai dan dinding rumah tidak hanya panas namun juga menghantarkan listrik, jadi isu yang beredar seperti adanya gas atau panas yang keluar dari dalam bumi di rumah tersebut tidaklah benar," ujarnya.
Fareza Sasongko merupakan ahli geologi yang memimpin tim gerak cepat gempa P2LD LIPI. Ia dan tim saat ini sedang meneliti dampak yang ditimbulkan akibat guncangan gempa tektonik 6,5 skala richter di Pulau Ambon dan sekitarnya pada 26 September 2019.