Ambon (ANTARA) - Proyek penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) senilai Rp500 juta lebih di Desa Gale-Gale, Kecamatan Seram Utara Barat, Kabupaten Maluku Tengah, yang dikerjakan staf pemerintah desa dinilai mubazir dan dikeluhkan warga.
"Dikatakan mubazir karena pengerjaannya asal-asalan sehingga jaringan pipa sudah rusak menyebabkan warga tidak bisa menikmati air bersih dan pembangunannya tidak sesuai dengan nilai yang dianggarkan," kata Ratib, salah satu warga desa di Ambon, Rabu.
Pipa yang dipakai hanyalah pipa plastik dan diletakan di atas tanah sehingga cepat rusak, padahal seharusnya dipakai pipa besi sesuai yang tertera dalam usulan anggarannya agar bisa bertahan lama.
"Karena tidak dilakukan penggalian untuk menanam pipa tersebut, maka pipa-pipa tersebut sudah mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon yang roboh atau pecah dan terputus," akui Ratib.
Mereka juga seharusnya membangun dua bak penampungan air, tetapi faktanya di lapangan hanya ada satu bak penampung yang ukurannya relatif kecil.
Padahal jarak dari desa menuju sumber mata air itu cukup jauh dan berkisar antara tiga sampai lima kilometer, sehingga kalau tidak ada air bersih yang mengalir lagi melalui jaringan pipa yang dibangun maka warga sangat kesulitan mendapatkan air bersih.
"Kami berharap aparat penegak hukum bisa melihat permasalahan ini dan memproses para pelaku yang menangani pekerjaan proyek di lapangan sehingga mereka bisa mempertanggungjawabkan dugaan perbuatan merugikan keuangan negara," kata Ratib.
Sebab masyarakat desa sangat merasa kecewa dengan proyek air bersih tersebut meski pun telah dinyatakan rampung pengerjaannya sejak tahun 2018.
Pamsimas merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan mendapatkan dukungan dari Bank Dunia dan sasarannya pelaksanaan programnya adalah wilayah perdesaan dan pinggiran kota.
Warga Desa Gale-Gale lainnya, Rulan Toeka mengatakan, perbuatan para pejabat dan staf desa ini juga diduga telah menimbulkan kerugian keuangan negara yang cukup besar.
Sebab instalasi jaringan pipa air yang dibangun tidak bisa mengalirkan air dari sumbernya ke dalam desa karena sebagian pipa sudah mengalami kerusakan.
"Kalau boleh mereka segera melakukan perbaikan jaringan pipa daan bak penampungan air agar air bersih dapat dialirkan lagi ke desa kepada seluruh penduduk," katanya.