Ambon (ANTARA) - Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buru, Provinsi Maluku menerjunkan tim untuk meninjau dan mengkaji dampak kerusakan akibat banjir rob (air laut pasang) yang melanda Desa Bara, Kecamatan Air Buaya, pada Senin (2/12) malam.
"Saya saat ini bersama tim sedang dalam perjalanan menuju Desa Bara di Kecamatan Air Buaya untuk mengecek dampak kerusakan akibat banjir rob yang menerjang rumah-rumah warga," kata Kepala BPBD kabupaten Buru, Hadi Zulkarnaen, saat dikonfirmasi ANTARA dari Ambon, Selasa.
Dia mengatakan, berdasarkan laporan sementara yang diterima pada Senin(2/12) malam, banjir rob menggenangi puluhan rumah warga di Desa Bara yang berada di pesisir pantai, di mana empat unit rumah dilaporkan rusak berat dan tujuh lainnya rusak ringan.
"Tidak ada korban jiwa, tetapi banjir rob yang terjadi tiba-tiba sekitar pukul 20.00 WIT menyebabkan warga panik dan mengungsi ke tempat lebih tinggi maupun ke rumah warga lainnya," katanya.
Ia menambahkan tercatat 11 kepala keluarga (KK) warga Desa Wara mengungsi karena rumah mereka rusak dan tidak bisa ditempati untuk sementara waktu.
Hadi Zulkarnain mengakui gelombang pasang air laut hampir setiap tahun terjadi di wilayah tersebut, namun tahun ini tergolong cukup besar dan menimbulkan kepanikan warga.
Selain Desa Bara, dilaporkan rumah-rumah penduduk di Dusun Siompo, Desa Wamlana, Kecamatan Fena Laisela juga diterjang banjir rob.
"Di Dusun Siompo dan Desa Wamlana dilaporkan 46 rumah warga rusak ringan dan empat lainnya rusak berat. Jadi total rumah yang rusak 61 unit," katanya.
Pihaknya berjanji akan memberikan data terbaru tentang kerusakan akibat banjir rob yang menerjang dua kecamatan tersebut, pada Selasa petang, mengingat untuk menjangkau wilayah tersebut harus menempuh perjalanan selama tiga jam dengan mobil.
"Jadi data ini masih bersifat sementara dan sore nanti akan dilaporkan data terbaru setelah tim BPBD melakukan verifikasi di lapangan," katanya.
Gelombang pasang air laut juga dilaporkan merusak talud penahan ombang di pesisir pantai Desa Wamlana, demikian Hadi Zulkarnain.