Ambon (ANTARA) - Balon Bupati maupun Wakil Bupati Buru Selatan (Bursel) periode 2020-2025 mengharapkan pelaksanaan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) setempat haruslah bermartabat dan elegan.
"Kalau baru diproses awal saja sudah mulai berlaku tidak adil, maka hasilnya juga tidak benar, dan sekarang sudah terlihat ada unsur nepotisme di sini," kata Balon Wakil Bupati Bursel, Saul Tasane, di Ambon, Rabu.
Penjelasan Saul berkaitan dengan adanya hasil pelaksanaan survei oleh sejumlah lembaga survei di Kabupaten Bursel yang dinilai tidak valid dan sangat merugikan kandidat lainnya.
"Kami dari Balon Bupati maupun Wakil Bupati Bursel periode 2020-2025 menilai hasil survei dari beberapa lembaga yang tidak maksimal karena ternyata ada Balon kandidat lain yang namanya tidak terakomodir dalam hasil survei," ujarnya.
Sementara ada juga Balon kandidat Bupati maupun Wakil Bupati yang secara pribadi meminta lembaga survei tertentu untuk melakukan survei, dan itu artinya kegiatan dan hasil survei itu diatur oleh kandidat pemesan tadi.
Sehingga mungkin saja ada kandidat Balon tertentu yang namanya tidak terakomodir.
Dikatakan, bila survei ini dilakukan per orang Balon kandidat Bupati maupun Wakil Bupati tertentu yang meminta lembaga survei tertentu melakukan survei dan mereka yang membayar, otomatis dia akan memberikan hasil poling yang paling tinggi untuk pemesan.
"Seharusnya lembaga-lembaga survei ini ada dalam pengawasan KPU karena dia bertanggungjawab, dan sebelum melakukan survei maka KPU harus tahu lembaga survei mana saja yang turun ke Kabupaten Bursel," tegas mantan asisten Bupati Bursel ini.
Sehingga nama-nama Balon Bupati maupun Wakil Bupati terakomodir, bukan dilakukan sesuka hati.
Akibatnya karena tidak melalui mekanisme dan ketentuan yang berlaku maka hasil survei ini bisa dikatakan tidak valid, contohnya salah satu balon kandidat Bupati atas nama Amir Faisal Souwakil, yang merupakan putera asli Pulau Ambalau.
Ada delapan lembaga survei yang turun di Kabupaten Bursel meski tidak secara bersamaan, karena ada yang sudah melakukan survei sejak September 2019 dan sekarang ada yang masih berlangsung.
Tidak mungkin kalau satu lembaga survei melakukan kegiatannya di Pulau Ambalau lantas nama beliau tidak ada, sebab yang masyarakat setempat mengenalinya adalah Amir Faisal Souwakil sehingga sangat tidak rasional kalau sosok ini justeru tidak ada namanya dalam hasil survei.
Apalagi Amir Faisal Souwakil merupakan mantan anggota DPRD Kabupaten Buru Selatan selama dua periode.
"Kemudian saya selaku Balon Wakil BUpati ada saat disurvei terkadang nama tidak ada, sehingga menjadi pertanyaan terhadap lembaga survei saat melakukan aktivitasnya berlokasi di mana, siapa saja yang dijadikan sebagai sampel responden," tandas Saul.
Karena dirinya mempunyai bukti ada 100-an kepala soa adat Kabupaten Bursel yang memberikan pernyataan dukungan mereka dan surat ini juga ditujukan kepada partai politik di tingkat DPC dan DPD hingga DPP.
"Daftar dukungan ini ditandatangani dan disertai dengan kartu tanda penduduk, sehingga kami bisa menyatakan bahwa lewat pernyataan dukungan dari tokoh adat (kepala soa) terhadap balon kandidat bupati Amir Faisal Souwakil dan balon kandidat wabub Saul Tasane bisa mengatakan hasil survei itu terbantahkan dengan kenyataan dukungan para tokoh adat yang jelas memiliki basis masyarakat," katanya.
Pasangan Amir Faisal Souwakil-Saul Tasane saat ini sudah mendaftar di delapan partai politik diantaranya Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Hanura, PAN, Partai Demokrat, Partai Perindo, serta PKB.