Ambon (ANTARA) - Masih minimnya kesadaran warga terhadap bahaya penyebaran virus corona telah mendongkrak jumlah kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Maluku.
"Walau pun sudah hari ke-10 pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Ambon, namun angka kasus terkonfirmasi positif malahan mengalami peningkatan yang cukup signifikan," kata Ketua DPRD Maluku, Lucky Wattimury di Ambon, Rabu.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Maluku untuk posisi pada 30 Juni 2020 terdapat 742 kasus yang terkonfirmasi.
Dari jumlah tersebut, ada 462 pasien yang sementara menjalani perawatan pada beberapa rumah sakit, 264 lainnya dinyatakan sembuh dan 16 orang meninggal dunia, di mana pada akhir Juni 2020 juga terdapat tambahan 16 kasus baru.
Menurut Lucky hal ini telah memicu tanda tanya besar di mana berbagai elemen masyarakat menilai jika pemberlakuan PSSB tidak efektif karena aparat pemerintah dinilai tidak tegas menindak pelanggar Peraturan Wali Kota Nomor 18 Tahun 2020 di lapangan atau kah masyarakat yang masih membandel.
"Kenaikan ini juga telah diprediksi sebelumnya karena saat pasien 01 itu ada sekitar 400-an orang yang berdasarkan hasil tracking kemungkinan positif atau reaktif pada saat itu," ujarnya.
Bila semakin banyak orang yang positif, maka konsekuensinya adalah tentu akan ada banyak orang yang terkena penyebaran virus corona.
Semakin tinggi angka kasus terkonfirmasi COVID-19 maka hal itu tidak bisa terlepas dari tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga diri melaksanakan anjuran pemerintah sehingga merupakan sebuah kelemahan.
Sebab kesadaran masyarakat yang sangat kurang tentunya akan berimbas pada tingginya jumlah angka orang yang terkonfirmasi.
"Jangan dilihat angkanya yang mengalami kenaikan semata. Namun, dibalik itu ada apa sebetulnya dan perlu dicari. Jika dibilang jumlah kasusnya mengalami kenaikan lalu siapa yang berani menaikkannya," kata Lucky.
Untuk itu, masyarakat diminta agar intensif meningkatkan lagi kesadarannya sehingga bisa membantu pemerintah memutuskan mata rantai penyebaran COVID-19 di Maluku.