Ternate (ANTARA) - Rektor Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Prof DR Husen Alting belum menyetujui Fakultas Kedokteran melakukan kerja sama untuk penanganan pasien positif COVID-19 di Maluku Utara (Malut), karena mahasiswa masih dalam tahapan belajar penguatan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kalau kerja sama itu dengan tenaga dosen Fakultas Kedokteran tentunya harus didukung," katanya, di Ternate, Rabu.
Menurut dia, mahasiswa Fakultas Kedokteran belum bisa menjadi tim medis dalam penanganan pasien positif COVID-19, karena masih banyak yang harus dipelajari.
Dia mengatakan, dalam pencegahan penularan COVID - 19, maka mahasiswa Kedokteran hanya bisa melakukan sosialisasi protokol kesehatan.
Akan tetapi, tenaga dosen di Fakultas Kedokteran telah terlibat menangani pasien COVID - 19 karena sebagian diantaranya sudah bekerja di RSUD Chasan Bosoerie Kota Ternate.
"Kalau dosen kan mereka sudah banyak belajar dan gelarnya S2, kalau mahasiswa saya rasa belum bisa, meskipun ada yang fokusnya di paru," ujar Rektor.
Dia hanya berharap, harus ada kerja sama antara pemerintah provinsi (Pemprov) Malut dan Pemkab/ Pemkot untuk memajukan Fakultas Kedokteran agar bisa melengkapi fasilitas yang belum ada dan kampus mendorong mahasiswa lulus dengan sebagai dokter professional.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Efendy saat berkunjung ke Ternate menyatakan, Provinsi Malut hanya memiliki dua dokter paru, sehingga Fakultas Kedokteran di Unkhair harus dioptimalkan untuk melahirkan SDM dalam penanganan COVID-19.
Olehnya itu, masyarakat Ternate harus menjadi garda terdepan mengantisipasi dampak COVID -19 dengan mematuhi protokol kesehatan agar bisa menurunkan status zona merah.
Rektor Unkhair belum setujui mahasiswa kedokteran tangani pasien COVID-19
Rabu, 8 Juli 2020 13:20 WIB