Ambon (ANTARA) - Bupati Maluku Tenggara (Malra), M Thaher Hanubun menyatakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Tual dan Malra adalah harapan besar pemerintah dan seluruh masyarakat untuk pembangunan di dua daerah tersebut ke depan.
Siaran pers yang diterima Antara di Ambon, Rabu, menyebutkan, Bupati Thaher menyampaikan hal itu ketika memberi sambutan pada perayaan syukur Dies Natalis ke-18 GMKI tahun 2020 cabang Tual dan Malra, yang dipusatkan di gedung serbaguna Gereja Anugerah, Selasa malam.
"Dies Natalis GMKI Cabang Malra dan Tual tahun ini adalah momen pergerakan untuk perdamaian sejati, konsolidasi organisasi dan penguatan kapasitas kader untuk menjawab kebutuhan masyarakat," kata Thaher.
Ia mengatakan Dies Natalis ke-18 GMKI Tual dan Malra dengan tema “Pergunakanlah Waktu dan Tetap Berpengharapan” diharapkan dapat menciptakan kader-kader yang siap pakai, cerdas dan mampu menempatkan diri sebagai agen-agen perubahan ke arah yang lebih baik.
Menurut Thaher, GMKI bukan hanya wadah berhimpun mahasiswa Kristen, tetapi sebuah pergerakan yang telah melahirkan banyak tokoh muda yang turut ambil bagian dalam membesarkan dua daerah ini.
Bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai isu dan gerakan-gerakan yang merongrong kesatuan dalam kemajemukan sebagai satu bangsa, satu bahasa, satu tumpah darah, tanah air Indonesia.
Thaher mengatakan, salah satu isu yang dibangun untuk mencoba merongrong kesatuan bangsa terkait umat beragama, dan orang Kei sudah punya pengalaman pahit adanya perpecahan karena isu tersebut. Namun, pengalaman pahit tersebut semakin menguatkan masyarakat di kedua daerah ini untuk menghadang segala macam cobaan yang berupaya menerpa kebersamaan di Bumi bertajuk Larwul Ngabal.
Isu lainnya politik identitas, dimana politik ini bukan jalan yang baik bagi sebuah komitmen keutuhan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, seluruh komponen dalam masyarakat jangan mudah dibodohi dan diprovokasi untuk memecah belah persatuan bangsa dalam bingkai NKRI.
"Kita harus tetap satu,” tandas Thaher.
Bupati juga menyatakan pesatnya perkembangan teknologi informasi dengan semakin aktifnya media sosial yang mempengaruhi setiap jam kehidupan harus disaring secara baik dan cara pikir dewasa.
"Persaudaraan kita diperkeruh dengan adanya postingan-postingan negatif di media sosial, yang mana postingan-postingan negatif adalah postingan orang-orang yang dangkal moral dan agamanya, maka taburi media sosial dengan postingan yang menyejukkan hati setiap orang,” kata Thaher.
"Oleh karena itu, GMKI Malra dan Tual harus mampu memberikan ciri Kekristenan yang penuh kasih dan persaudaraan, serta mampu mewartakan suka cita, perdamaian dan kesatuan sebagaimana moto organisasi Ut Omnes Unum Sint (supaya mereka menjadi satu)," tambahnya.