Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon mendukung pengerukan endapan atau sedimentasi di muara Wairuhu, Kecamatan Sirimau, kota Ambon karena alur pelayaran di Teluk Dalam Ambon semakin menyempit.Ketua PSL Unpatti Ambon, Abraham Tulalessy, di Ambon, Senin, mengatakan, pengerukan sudah saatnya dilakukan karena tingkat sedimentasi di muara Wairuhu relatif tinggi, apalagi saat musim hujan."Saya mendukung penambangan galian golongan C yang diizinkan kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (PDL) Pemkot Amnon kepada pengusaha Ajun dengan pengoperasian dijadwalkan pada awal Desember 2010," ujarnya.Abraham menegaskan, tingginya sedimentasi di muara Wairuhu mengakibatkan kapal selam yang hendak berlabuh di Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) IX di Desa Halong, Kecamatan Baguala, saat ini tidak berani melalui Teluk Dalam Ambon."Alur pelayaran terutama saat pasang surut besar terlihat hanya tinggal enam meter dan ini berbahaya bagi aktifitas kapal perang maupun selam, baik yang masuk maupun keluar dermaga Lantamal IX Ambon," katanya.Abraham juga mengingatkan penambang agar pengoperasian peralatan keruk perlu memperhatikan perputaran arus sehingga tidak berdampak terhadap masyarakat pesisir di Poka dan Rumahtiga, kecamatan Teluk Ambon."Perputaran arus ke sebelah ( Poka dan Rumahtiga) harus diperhatikan sehingga dampaknya tidak meresahkan masyarakat pesisir dengan mata pencaharian pengayuh perahu menyeberang Teluk Dalam Ambon, tepatnya Galala - Poka maupun nelayan," ujarnya.Abraham menilai pengerukan sedimentasi muara Wairuhu juga berdampak strategis untuk pembersihan sampah Teluk Dalam Ambon."Penambangan berdasarkan kontak dengan Pemkot Ambon diwajibkan memasang jaring untuk menampung sampah di muara Wairuhu sehingga keresahan pencemaran Teluk Dalam Ambon akan berkurang," katanya."Seperempat Abad"Kepala PDL Pemkot Ambon, Pieter Saimima, pihaknya mengizinkan penambangan galian golongan C di muara Wairuhu kepada pengusaha lokal Ajun selama tenggat waktu 25 tahun.Izin tersebut diawali kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).Pieter memastikan, penambangan galian golongan C oleh Ajun menjawab keresahan ratusan masyarakat pesisir untuk pengelolaan ikan, baik budidaya maupun tangkap di Teluk Dalam Ambon."Penambangan membutuhkan investasi ratusan juta rupiah itu menjawab terjadinya sedimendasi di Teluk Dalam Ambon yang saat pasang surut hanya memungkinkan alur pelayaran satu unit kapal," katanya.Terobosan tersebut juga membuka lapangan kerja untuk warga Desa Galala dan Hatiwe Kecil, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon karena tahap awal memperkerjakan 30 orang."Pembersihan lokasi telah dilakukan pada 9 November 2010 dengan tahap awal produksi 10 truk per hari melalui sistem sedotan pasir," ujar Pieter.Pengusaha Ajun mengatakan penambangan galian golongan C di Wairuhu didasarkan keprihatinannya menyaksikan sedimendasi yang hampir menutup Teluk Dalam Ambon sehingga mempengaruhi habitat maupun populasi ikan di sana."Saya saat kecil menetap di Desa Galala dan sering mancing di muara Wairuhu. Tapi sekarang ikan sulit dilihat di muara Wairuhu karena sedimentasi dan sampah sehingga melalui penambangan bisa mengembalikan habitat sumber daya hayati laut di sana," katanya.
PSL Unpatti Dukung Pengerukan Sedimentasi Wairuhu
Senin, 22 November 2010 8:59 WIB