Ambon (ANTARA) -
Anggota DPRD Maluku asal daerah pemilihan Kabupaten Buru dan Kabupaten Buru Selatan, Azis Hentihu mengatakan akan melakukan koordinasi dengan pimpinan dewan untuk membahas persoalan mahalnya tes cepat antigen bersama pemerintah provinsi(Pemprov)setempat.
"Patokan harga pemerintah daerah untuk sekali tes cepat antigen ini berkisar antara Rp250.000 hingga Rp275.000 per orang dan tentunya sangat memberatkan masyarakat," kata Azis di Ambon, Selasa.
Tes cepat antigen terutama untuk warga yang akan melakukan perjalan antarpulau ini biasa dilakukan, baik di rumah sakit maupun tempat-tempat yang sudah ditunjuk oleh pemerintah.
Menurut dia, biaya tes cepat antigen untuk masyarakat yang hendak melakukan perjalanan laut dari Kabupaten Buru atau Buru Selatan ke Kota Ambon atau sebaliknya justeru lebih tinggi dari harga tiket kapal.
"Sekarang waktunya adik-adik kita yang hendak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan saat ke Kota Ambon, mereka dibebankan membayar biaya tes cepat antigen yang lebih besar dari biaya tiket kapal," ujar Azis.
Padahal harga pembelian alat tes cepat antigen masih lebih murah, dan satu PCS terdapat 35, 49, atau 51 unit, kemudian kalau dalam satu rumah ada dua anak yang akan berangkat ke Kota Ambon untuk kuliah maka mereka harus membayar Rp500.000 untuk tes cepat.
Maka secara kelembagaan, DPRD Provinsi Maluku harus menyikapi persoalan ini dengan melakukan pembahasan bersama Pemprov setempat untuk memutuskan harga tes cepat antigen yang lebih murah dan tidak membebankan rakyat.
"Sangat disayangkan dengan situasi pandemi COVID-19 saat ini, akses ekonomi dari kota hingga ke desa sangat mahal dan jangan lagi dibebani dengan biaya yang memberatkan," kata Azis.
Dia mengemukakan, kebijakan penurunan tarif tes cepat antigen ini harus diberlakukan untuk 11 kabupaten/ kota di Maluku karena pada setiap daerah juga sudah ada pengalokasian anggaran untuk penanganan COVID-19, dan anggaran itu yang harus digunakan membeli alat untuk rapid tes antigen.
"Gunakan sistem yang kita miliki di Pemda dan setiap Puskesmas juga dijadikan lokasi tes cepat antigen, bila perlu tes ini digratiskan sebab petugas kesehatan juga diberikan insentif selama pandemi COVID-19," tandas Azis.