Malra, Maluku (ANTARA) - Bupati Maluku Tenggara, M Thaher Hanubun memimpin secara langsung proses penutupan Masjid Al-Anshor Ohoi Dunwahan Kei Kecil yang melibatkan jajaran Pemkab Malra serta warga, Senin (5/7).
Bupati Thaher dikesempatan tersebut mengemukakan, Masjid Al-Anshor pembangunannya cukup cepat yang tidak terlepas dari bantuan yang diberikan Pemda serta elemen warga lainnya, sama halnya dengan pembangunan gereja Katolik Ohoi Kolser.
"Bantuan ketika diberikan dengan tangan kanan, tangan kiripun tidak boleh tahu, tapi ini uang rakyat maka sebagai pertanggungjawaban harus diberitahu," katanya.
Untuk Masjid Al-Anshor ini sendiri Pemda menghibahkan anggaran sebesar, selain itu OPD lingkup Pemkab diminta kembali mengumpulkan 1.000 sak semen bagi Masjid ini.
Bukan disini saja bantuan yang kita beri, Masjid maupun Gereja di daerah ini Pemda akan terlibat untuk membantu, jika dulu bantuan hanya berkisar Rp50 dan maksimalnya Rp100 juta, kini kita bantu dengan nominal anggaran cukup besar, sehingga dapat diselesaikan pembangunannya.
Menurut Thaher, bantuan ini dijamin oleh UU, kalau mau harap anggaran dari rakyat saja, mana bisa selesai, selesaipun butuh waktu yang lama, maka kini ada Gereja maupun Masjid dibantu Rp2,5 miliar dan yang paling rendah Rp250 juta.
Lanjut Thaher, atas bantuan yang diberikan Pemda saat ini, ada saja orang yang cari celah dan itu saya sudah dengar untuk bantuan-bantuan ini dihentikan. "Tapi saya cuma mau bilang ini uang negara yang akan saya pertanggungjawabkan dunia akhirat," tandas Thaher.
Apa yang dilakukan saat ini untuk rumah ibadah, Thaher ingatkan, jangan berpikir bahwa kita cari nama atau ingin dipuji dan mencari sesuatu, lilahi taala, ini semua karena Tuhan untuk kita berbuat kebaikan.
Sekarang tinggal bagaimana penerima bantuan dari Pemda yang sudah diamanatkan tidak di selewengkan melainkan dimanfaatkan sebaik-baiknya, cetus Thaher.
Thaher dikesempatan yang sama menyinggung terkait pembangunan Masjid Al Mujahirin Pemda yang mana hingga kini belum juga selesai pembangunannya sekalipun anggaran yang sudah direalisasikan Rp14,6 miliar.
"Masjid Pemda sudah menghabiskan anggaran Rp14,6 miliar tapi Masjidnya hingga kini tidak selesai, sekarang tidak boleh mencari siapa yang salah dan siapa yang benar tapi bagaimana kita selesaikan, tetapi harus ada kepastian hukum," ungkap Thaher.
Bukan saya tidak mau selesaikan, namun perlu ada kepastian hukum dulu, sebagaimana besarnya anggaran Rp14,6 miliar lebih itu apa sudah sesuai atau belum.
Maka saya desak Kadis PU untuk membentuk tim tenaga ahli bangunan untuk memeriksa bangunan Masjid tersebut, setelah diketahui hasilnya, barulah kita bubarkan semua baik itu panitia dan lainnya, kemudian kita bentuk baru, dan saya yakin pembangunannya dapat diselesaikan.
Theher juga menambahkan, terkait upaya pembangunan di Malra, seringkali ada halangan, dimana ada saja yang tidak suka, namun Pemda prinsipnya terus berusaha maksimal dan perlu dukungan warga.
Saat ini lagi dikerjakan penggalian untuk pemasanga pipa air bersih masuk ke empat Ohoi yakni Ohoi Dunwahan ini sendiri, Sitnohoi, Ohoider Atas dan juga Letman, maka dukungan warga sangat dibutuhkan, utar Thaher.
"Kemudian dalam upaya mensejahterakan warga, kepala Ohoi harus memperhatikan perumahan warga Ohoi yang belum layak untuk dibantu, kita harus mencoba merasakan apa yang mereka rasakan." pungkas Thaher.
Baca juga: Bupati Malra: Momen FSVA Kesempatan Untuk Petakan Potensi dan Kerawanan Pangan
Baca juga: Bupati Malra: MTQ Ajang Bangun Semangat Generasi Muslim Milenial
Baca juga: Bupati Thaher: Tradisi "Yelim" kekayaan masyarakat Kei perlu dipertahankan