Ambon (ANTARA) - Saksi La Dado yang dihadirkan penasihat hukum Ny Lily Kunandar, dr Rukiah Marasabessy dan Maria Ulfah Marasabessy sebagai penggugat, mengaku sudah dua tahun menunggu realisasi pembayaran ganti rugi tabungan yang raib di BNI.
"Saya dihadirkan sebagai saksi untuk tiga penggugat, tetapi saya juga nasabah BNI 46 Cabang Ambon yang mengalami kerugian Rp100 juta," kata La Dado, di Ambon, Kamis.
Penjelasan La Dado disampaikan dalam persidangan dipimpin Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Ambon Andi Adha dan didampingi Christina Tetelepta serta Rahmat Selang selaku hakim anggota.
Baca juga: Bilyet deposito nasabah BNI KC Makassar dicurigai, begini penjelasannya
Saksi mengetahui besaran uang tabungan milik tiga penggugat serta puluhan nasabah lainnya yang sama-sama raib di BNI 46 Cabang Ambon ketika mereka bertemu di Dit Reskrimsus Polda Maluku.
"Untuk penggugat atas nama dr Rukiah Marasabessy kehilangan uang Rp12 miliar yang terbagi dalam tiga buku tabungan, baik atas nama dirinya maupun cucunya sendiri," ujar saksi menjawab pertanyaan majelis hakim.
Sementara Ny Lily kehilangan Rp2,5 miliar yang disimpan dalam dua buku tabungan, sedangkan Maria Ulfah kehilangan Rp500 juta, dan saksi sendiri Rp100 juta.
"Pimpinan BNI sendiri sejak semula sudah menyatakan akan membayar ganti rugi uang kami, tetapi setelah dua tahun berlalu belum ada realisasinya," kata saksi yang merupakan ASN di Lantamal IX Ambon ini.
Namun majelis hakim menasihati saksi untuk bisa bersabar, dan zaman sekarang harus lebih berhati-hati sehingga tidak mudah menjadi korban akibat perbuatan orang lain.
Baca juga: BNI dan Traveloka hadirkan fitur paylater "Virtual Card Number", begini penjelasannya
Terkait tabungan saksi Rp100 juta yang disimpan dalam bentuk Taplus BNI sejak tahun 2016, saksi menjelaskan pernah bertemu Faradibah Yusuf dan menyuruhnya untuk ditabung menggunakan nama anak saksi bernama Edwin.
Namun ketika mengetahui ada skandal pembobolan dana nasabah BNI 46 Cabang Ambon yang dilakukan Faradibah, saksi sempat mengecek uang tabungannya dan setelah diprint out ternyata tersisa Rp3.000, padahal saksi tidak menggunakan kartu ATM, melakukan penarikan, ataupun menggunakan SMS banking.
Saksi mengaku tidak paham kalau arahan Faradibah saat itu agar dana Rp100 juta disimpan dalam bentuk deposito dan akan mendapatkan cash back, tetapi tabungannya harus menggunakan nama anak dan bukannya nama istri saksi.
Sementara tim penasihat hukum tergugat atau termohon, Fery Mahendra sempat membuat saksi kaget saat ditanya apakah pernah menerima cash back Rp34 miliar lebih di rekening anak saksi bernama Edwin.
Kemudian penasihat hukum penggugat, Luthfi Sanaky, Hasan Umagapy, Samsir Samad, Ahmad Patty, dan Ronaldo Manusiwa mengatakan, saksi adalah ASN golongan dua yang menabung untuk rencana membangun rumahnya.
Baca juga: Mengembangkan destinasi wisata lewat pembiayaan digital di saat pandemi
Saksi akui dua tahun menunggu ganti rugi uang tabungan di BNI, jangan manipulasi
Kamis, 16 September 2021 16:26 WIB