Jakarta (ANTARA) - Insiden pengeroyokan seorang pria lanjut usia (Lansia) hingga tewas karena disangka maling, memunculkan sejumlah fakta yang janggal. Kuasa hukum Lansia 89 tahun berinisial WH yang tewas dikeroyok di Pulogadung Jakarta Timur, Freddy Y Patty, menyebut bahwa almarhum masih memiliki sengketa tanah dengan seseorang berinisial SM.
Freddy Y Patty mengatakan hal itu pada konferensi pers di rumah duka di perumahan Grand Heaven Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin. "Sebelum tutup usia, korban WH diketahui sudah puluhan tahun berjuang mengurus sengketa tanah melawan SM," katanya.
Freddy menjelaskan, sejak 1978 sampai hari ini WH memiliki tanah di Tangerang dan sampai saat ini masih proses persidangan. "Selama 33 tahun beliau memperjuangkan hak-hak atas tanahnya sampai saat ini belum selesai," kata Freddy.
Anak korban, Bryna menambahkan, semasa hidupnya ayahnya masih sering pergi ke Tangerang untuk mengurus sengketa tanah tersebut.
"Biasanya ke Tangerang. Ke satu tempat terus pulang, atau pergi beli apa (langsung) pulang, tapi enggak sampai dinihari. Enggak pernah keluar malam sebelumnya," kata Bryna.
Baca juga: Polisi tangkap satu pengeroyok lansia hingga tewas di Jaktim korban main hakim sendiri
Dalam video amatir, tampak massa yang mengemudikan beberapa sepeda motor terlibat kejar-kejaran dengan WH yang mengemudikan mobil berwarna hitam, sambil berteriak 'maling-maling' dan memukuli kendaraan di kawasan industri Pulogadung.
Bryna menyatakan heran, mengapa ayahnya yang sudah lansia mengemudikan mobilnya sampai ke Pulogadung sendirian. "Kalau mau pulang ke rumah di Kalibata Jakarta Selatan, tidak lazim mengunjungi Pulogadung," katanya.
Posisi korban awalnya di Tebet Jakarta Selatan sudah dekat ke Kalibata, Tapi korban WH justru menuju ke Pulogadung yang dinilai lebih jauh.
"Dari Tebet ke Kalibara cuma sekitar 10 menit kalo nggak macet. Tapi, kenapa papa sampai ke Pulogadung. Kenapa papa juga sampai malam, kami bingung juga," katanya.
Freddy Y Patty menambahkan, ponsel korban saat ini sudah dibawa polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sementara keluarga korban sudah menyerahkan bukti visum pada penyidik, Minggu (23/1), sekitar pukul 15.00 WIB.
"Visum sudah selesai tapi semua diserahkan ke penyidik ya. Sekitar 3-4 hari lagi kami ketemu penyidik untuk membahas hasil visum tersebut," kata Freddy.
Freddy mengatakan, keluarga berharap polisi bisa mengungkap dalang atau aktor utama di balik tindakan penganiayaan serta motif apa yang melandasinya.
Baca juga: Lansia dikeroyok hingga tewas, keluarga desak polisi tangkap dalang pelakunya
Baca juga: Enam tersangka pengeroyokan tewaskan warga diperiksa
Ada fakta janggal dalam insiden Lansia tewas dikeroyok karena disangka maling
Senin, 24 Januari 2022 20:35 WIB