Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta Jhon Ruhulesin, mengimbau umat Kristen di kota Ambon dan Maluku tidak terprovokasi berbagai isu terkait tewasnya Maks Piris dan Roy de Chok pada hari Senin (7/3).Dua warga Desa Passo, Kota Ambon itu, diduga melakukan penjambretan terhadap Wa Aca, warga dusun Ujung Batu Desa Waai Kecamatan Salahautu Kabupaten Maluku Tengah."Saya mengimbau umat Kristen tidak terprovokasi tewasnya dua warga Passo tersebut. Serahkan persoalan ini kepada Polisi untuk mengusut tuntas kasus tersebut," kata Ruhulessin, di Ambon, Selasa.Ruhulessin juga mengajak umat Kristen tetap membangun keharmonisan dan jalinan toleransi antarsesama umat lainnya, serta membentengi diri dari berbagai isu provokasi menyesatkan yang sengaja dihembuskan oknum-oknum tidak bertanggung jawab."Hubungan persaudaraan yang terkandung dalam budaya leluhur "Pela dan Gandong" harus tetap dijaga sebagai bagian utama terciptanya stabilitas keamanan kondusif dan aman di daerah ini," Ujar Ruhulesin.Ruhulesin mengatakan, telah melakukan koordinasi dengan tokoh tokoh agama di Maluku agar selalu membangun koordinasi timbal balik untuk meredam berbagai isu sehingga kondisi tetap kondusif."Mewakili seluruh tokoh agama di daerah ini, kami berharap Polisi secepatnya menangkap pelaku penganiayaan dan memprosesnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku," tandasnya.Kapolres Pulau Ambon dan Pulau Pulau Lease, AKBP Joko Susilo, mengatakan Polisi sedang melakukan penyeledikan kasus tersebut, dan menyatakan pelaku tetap akan diproses sesuai hukum yang berlaku."Kami mengimbau warga agar tidak main hakim sendiri. Laporkan kepada petugas keamanaan terdekat bila ada kejadiaan yang dianggap meresahkan warga," katanya.Roy de Chok dan Maks Pirist, diduga melakukan aksi penjambretan kalung milik Wa Aca Warga Dusun Ujung Batu Desa Waai pada senin (7/3) pukul 15:30 WIT, saat sedang mengendari sepeda motor.Aksi nekat tersebut diketahui warga yang langsung mengejar dan menghakimi keduanya hingga tewas.Korban de Chok tewas saat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Tulehu Kecamatan Salahutu, sedangkan Maks Piris ditemukan tewas di semak-semak dengan kondisi tangan kiri dan leher nyaris putus.
Umat Diimbau Tidak Terprovokasi Tewasnya Warga Passo
Selasa, 8 Maret 2011 14:45 WIB