Jayapura (Antara Maluku) - Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Buhtar Tabuni, menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam sejumlah peristiwa kekerasan yang tengah terjadi di Jayapura dan sekitarnya, tetapi hal itu telah ada dan dilakukan oleh "sayap militer" (OPM) sejak tahun 1960-an.
"Saya tegaskan, KNPB tidak terlibat dalam serangkaian peristiwa kekerasan di Jayapura dan sekitarnya. Itu dilakukan oleh 'sayap militer' (OPM) yang telah ada dan dilakukan sejak tahun 1960-an," katanya di Jayapura, Papua, Jumat.
Buhtar Tabuni yang baru saja mendapat remisi bebas murni pada perayaan HUT RI, Rabu (17/8), juga membantah kekerasan yang telah memakan korban jiwa dan harta benda itu tidak ada kaitannya dengan konferensi tingkat tinggi Internasional di Oxford, London, Inggris, 2 Agustus lalu.
"Sejumlah media lokal mencoba mengaitkan keterlibatan kami dengan kekerasan di Papua, tetapi hal itu sama sekali tidak ada hubungan dengan KTTI di London, Inggris," katanya.
Menurutnya, perjuangan KNPB merupakan murni lewat diplomasi tanpa kekerasan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan menghormati hak asasi manusia.
"Kami akan berjuang dengan cara damai, bukan dengan kekerasan. Dan kami bukan saja berjuang melepaskan penindasan dari bangsa ini tetapi juga dari kolonial dan imperialisme Amerika Serikat dan negara Uni Eropa seperti Inggris, Kanada dan Australia," katanya.
Pria yang senang menggunakan kacamata hitam dan pakaian loreng ala militer itu, juga tak lupa memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada seluruh warga Indonesia.
"Saya ucapkan selamat ulang tahun, semoga panjang umur. Indonesia harus bisa merdeka dari segi hukum dan politik, karena jika tidak bisa menunjukkan kelemahan dan ketidakmerdekaan Indonesia terhadap hal itu," ucapnya.