Bulan suci Ramadhan 1432 Hijriah benar-benar membawa berkah bagi sejumlah warga asal Bau-Bau, Kabupaten Sulawesi Tenggara yang selama ini bermukim dan beraktivitas di kota Ambon.
Lewat kebijakan PT. Telkomsel, salah satu perusahaan jasa komunikasi yang beroperasi di daerah ini, mereka diberi kesempatan mudik gratis untuk merayakan Idul Fitri bersama sanak keluarga di kampung halaman.
Cukup dengan mengikuti program registrasi melalui akses *123# dan setelah dinyatakan lolos seleksi karena memenuhi persyaratan sebagai orang asli Bau-Bau yang menetap di Kota Ambon, mereka berhak mendapatkan kesempatan mudik gratis dengan kapal laut.
"Alhamdulillah" adalah kata yang terucap dari balik bibir La Olu (43), warga kota Ambon yang mendapatkan kesempatan tersebut.
Menurut dia, peluang mudik gratis sangat jarang dan ini merupakan yang pertama kali dilakukan sebuah perusahaan swasta di kota Ambon.
Kendati harga tiket kapal penumpang milik PT. Pelni dari pelabuhan Ambon tujuan Sulawesi Tenggara tidak terlalu mahal dan terjangkau, La Olu mengaku selalu mendapatkan kesulitan untuk membeli dan tidak tahan menghadapi antrian.
"Jadi saya sangat bersyukur karena dapat mudik gratis ini," kata pengayuh becak yang sesekali berjualan ikan ini.
Beberapa karyawati salah satu bank swasta di Kota Ambon yang mendapatkan kesempatan mudik bareng ini juga mengaku sangat senang.
"Kalau boleh, program seperti ini bisa diikuti perusahan jasa komunikasi lainnya yang memiiki ribuan pelanggan di Provinsi Maluku dan mudik barengnya tidak hanya sebatas menggunakan kapal laut tapi juga jasa transportasi udara," ujar mereka.
PT. Telkomsel cabang Ambon, yang baru pertama kali mendapatkan kesempatan melakukan program mudik bareng dari kantor pusatnya di Jakarta, mendapatkan jatah memberangkat 350 pelanggan setianya dengan menggunakan KM. Dobonsolo.
Keberangkatan para pemudik tujuan Bau-Bau itu dilepas Wali kota Ambon, Richard Louhenapessy, di kompleks pelabuhan Yos Soedarso Ambon, Jumat lalu (26/8).
Empat kelompok
Secara nasional jumlah pelangan Telkomsel yang disertakan dalam program mudik bareng tahun ini mencapai 5.000 orang, terbagi dalam empat kelompok berdasarkan jenis transportasi yang digunakan, yakni kapal laut 2.000 pemudik, kereta api 1.300 pemudik, bus 1.000 pemudik, pesawat terbang 600 pemudik dan mobil 100 orang pemudik.
Untuk cabang perusahaan itu di kota Ambon, kesempatan menyelenggarakan program tersebut diperoleh setelah hasil evaluasi menyatakan jumlah pelanggannya meningkat.
Dari 50 pelanggan khusus berprofesi pengayuh becak, hanya 20 yang mendaftarkan diri. Peserta lain berasal dari berbagai macam profesi.
Dalam kesempatan melepas para pemudik itu, Louhenapessy menyampaikan harapannya agar warga kota Ambon yang mudik nantinya tidak kembali dengan membawa sanak keluarga.
Para pemudik juga diharapkan bisa memberikan informasi positif kepada masyarakat di Bau-Bau tentang perkembangan situasi dan kondisi keamanan di kota Ambon yang semakin kondusif.
Namun demikian, harapan agar jumlah warga yamh kembali ke Ambon tidak bertambah agaknya sulit terealisasi.
Pasalnya, hampir setiap tahun, jumlah warga yang kembali ke Ibu kota Maluku itu selalu bertambah.
Sungguhpun demikian, fakta jugalah yang nanti akan membuktikan.