Ambon (ANTARA) - Komunitas lingkungan Moluccas Coastal Care (MCC) berinisiatif melakukan penanaman sebanyak 500 anakan mangrove jenis rhizophora di pantai Desa Poka, Teluk Ambon, Maluku.
Penanaman ratusan anakan mangrove ini sebagai bentuk solusi atas mengeringnya puluhan mangrove selama 10 bulan akibat limbah minyak di kawasan tersebut.
“Hari ini kami melakukan aksi yang namanya ‘Kembalikan Mangrove Poka’ yang kita ketahui sudah 10 bulan belum ada penanganan yang serius dari pemerintah, juga dari semua pihak untuk mengatasi kejadian keringnya mangrove tersebut,” kata Direktur MCC, Teria Salhuteru, di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan, Meskipun tidak gampang karena sudah tercemar limbah minyak, namun MCC melakukan ini sebagai uji coba, bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).
Nanti, lanjut Teria, BRIN yang akan mengawasi dan memantau, apakah 500 anakan mangrove ini akan hidup di kawasan pesisir Poka lagi atau tidak.
“Kita tahu bahwa ini sudah tercemar. Tapi ini kami coba saja. Karena masih ada satu dua anak mangrove yang terdapat masih bertahan. Berarti dia sudah beradaptasi dengan lingkungan,” ujarnya.
Selain itu, Teria mengaku, penanaman ratusan mangrove ini juga bagian dari mengikuti perintah Presiden RI Joko Widodo, bahwa harus menanam 600 ribu mangrove.
“Kata Pak Jokowi, kalau misalnya ada yang mati, harus dicatat dan ditanam kembali. Jadi itu yang menjadi tekad kami. Dan kita punya kepedulian untuk penanaman mangrove,” katanya.
Ia berharap, dengan penanaman ini, mangrove pesisir Poka kembali tampak di depan jalan. Karena, ia menambahkan, mangrove yang mengering ini sebelumnya adalah hasil penanaman dari komunitas lingkungan sejak 2017.
“Ini yang membuat kami sedih dan harus bergerak. Karena kalau misalnya pemerintah tidak bergerak, siapa pun tidak bergerak, komunitas, dan anak muda harus bergerak. Jadi 12 hari dari sekarang kita lihat apakah dia bisa bertahan atau tidak. Jadi ini uji coba sekaligus bertindak daripada tidak sama sekali,” ucap Teria.
Diketahui, aksi penanaman mangrove ini diikuti 108 orang yang tergabung dalam komunitas lingkungan, mahasiswa, warga sekitar, TNI, dan pihak PLN Desa Poka.
Sebelum penanaman mangrove, dilakukan penebangan sekitar 70 pohon mangrove yang sudah mengering dan pembersihan sampah sebanyak 7062,02 kilogram.
Diberitakan, puluhan pohon mangrove yang berada di pesisir Teluk Ambon tepatnya di Pantai Desa Poka, kota Ambon, Maluku mendadak mengering dan mati.
Mangrove tersebut mengering dan mati diduga karena tercemari limbah dari PLTD Poka yang hanya berjarak kurang lebih 20 meter dari jalan raya.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ambon akhirnya menemukan kandungan minyak pada kawasan mangrove yang mati dan mengering di kawasan Poka itu.
temuan kandungan minyak pada kawasan mangrove yang mati itu berasal dari kebocoran pipa, akibat dari pengerjaan jembatan di kawasan tersebut.