Indonesia kalah 5-11 dari Filipina pada laga perdana, kemudian pada pertandingan kedua, timnas Indonesia tampil sengit saat menghadapi Malaysia melalui perpanjangan waktu setelah sebelumnya skor 9-9. Pada perpanjangan waktu, skuad Merah Putih gagal menambah poin dan Malaysia mengunci kemenangan lewat dua poin yang berakhir dengan skor 9-11.
Memasuki pertandingan ketiga, lagi-lagi Kasep Ayatulloh dan kawan-kawan harus menelan kekalahan dengan mengakui kemenangan Thailand dengan skor telak 5-19.
Indonesia memiliki peluang naik peringkat keempat untuk memperebutkan medali perunggu bila menang lawan Kamboja pada laga terakhir. Namun, Kamboja memberikan perlawanan sengit dengan dukungan penuh dari suporter tuan rumah. Kamboja memeragakan strategi double team saat I Komang Suparta berada di bawah ring.
Baca juga: Kontingen Indonesia antisipasi cuaca panas di Kamboja selama APG 2023
Poin-poin Indonesia saat lawan Kamboja didominasi Komang yang kuat saat under ring. Strategi Kamboja ini nyatanya berhasil. Beberapa kali under ring dari Komang dan Kasep dapat digagalkan.
Sebaliknya, tuan rumah unggul melalui tembakan jarak menengah yang gagal diantisipasi Indonesia. Pertandingan berakhir dengan skor 9-10 untuk kemenangan tuan rumah Kamboja.
Sebaliknya, tuan rumah unggul melalui tembakan jarak menengah yang gagal diantisipasi Indonesia. Pertandingan berakhir dengan skor 9-10 untuk kemenangan tuan rumah Kamboja.
Dengan empat kekalahan tersebut, Indonesia berada di juru kunci dari lima negara peserta yakni Thailand, Filipina, Malaysia dan Kamboja.
Usai pertandingan, pelatih kepala tim basket kursi roda Indonesia Fajar Brilianto mengaku kecewa dengan hasil dari APG 2023 Kamboja.
"Kita kalah tipis saat pertandingan terakhir lawan Kamboja. Ini di luar prediksi yang kita hitung, harusnya kita bisa menang, tetapi anak-anak ceroboh. Seharusnya di pertandingan lawan Malaysia dan Kamboja bisa kita ambil menang," kata Fajar Brilianto.
Selain itu, Fajar menilai tim Indonesia masih minim jam terbang internasional, sehingga berdampak pada mental bertanding.
Baca juga: Atlet Indonesia siap "tempur" pada ASEAN Para Games 2023 Kamboja
Selain itu, Fajar menilai tim Indonesia masih minim jam terbang internasional, sehingga berdampak pada mental bertanding.
Baca juga: Atlet Indonesia siap "tempur" pada ASEAN Para Games 2023 Kamboja
"Masalah ketenangan itu memang tidak bisa instan. Ini kan event internasional pertama anak-anak. Jadi jam terbang sangat minim, berpengaruh pada pertandingan," katanya.
Dia ingin tim basket kursi roda Indonesia bisa mengikuti tryout atau kejuaraan internasional untuk mengasah jam terbang serta mental bertanding.
"Untuk teknik, anak-anak sudah lengkap dan strategi tidak ada masalah. Perimbangan kekuatan sebenarnya tidak beda jauh dengan negara peserta. Tinggal jam terbang pengalaman bertanding," katanya.
Fajar mengatakan bahwa hasil mengecewakan ini akan menjadi bahan evaluasi tim pelatih untuk persiapan timnas di APG 2026 yang akan berlangsung di Thailand.
Tim basket kursi roda Indonesia di APG 2023 Kamboja diperkuat I Komang Suparta, Kasep Ayatulloh, Danu Kuswantoro, Ivo Shadan dan Denih.
Tim basket kursi roda Indonesia di APG 2023 Kamboja diperkuat I Komang Suparta, Kasep Ayatulloh, Danu Kuswantoro, Ivo Shadan dan Denih.
Selepas pertandingan I Komang Suparta juga mengungkapkan kekecewaannya atas hasil ini.
"Untuk pertandingan hari ini kami punya rasa kecewa, banyak belajar dari sini. Tim belum bisa memberikan yang terbaik. Perlu dievaluasi mungkin kekompakan dan jam terbang. Kami memang tim yang masih baru, kurangnya jam terbang jadi salah satu kendala," kata Komang.
"Untuk pertandingan hari ini kami punya rasa kecewa, banyak belajar dari sini. Tim belum bisa memberikan yang terbaik. Perlu dievaluasi mungkin kekompakan dan jam terbang. Kami memang tim yang masih baru, kurangnya jam terbang jadi salah satu kendala," kata Komang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Timnas bola basket kursi roda putra gagal raih kemenangan