Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari Paramadina Public Policy Institute Muhamad Iksan menilai Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar merupakan pasangan capres dan cawapres yang dapat saling melengkapi dalam memperkuat elektabilitas.
"Kombinasi keduanya juga saling melengkapi dari sisi dukungan elektoral. Sejarah dua kali pilpres (Pilpres 2014 dan 2019) mencatat Prabowo selalu tidak berhasil mengambil dukungan penuh di kedua daerah lumbung suara pemilih, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Iksan, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut Iksan, konsistensi Muhaimin dalam merawat mesin politik PKB sehingga mampu memiliki basis suara yang kuat di Jawa Timur sekaligus merangkul dukungan suara dari kelompok Muslim menjadi modalitas yang berpotensi memenangkan Prabowo di Pilpres 2024.
Baca juga: Waketum PAN sebut pertemuan dengan Gerindra diskusikan peluang kerja sama
Kuatnya basis suara PKB di Jawa Timur itu, lanjut Iksan, dibuktikan dengan hasil survei dari Fixpoll Research and Strategic Consulting periode 9—16 Mei 2023 bertajuk “Preferensi Masyarakat Jawa Timur terhadap Pilihan Capres-Cawapres 2004”.
"Berdasarkan survei itu, PKB menempati urutan pertama di atas PDIP dan Gerindra dengan dukungan responden mencapai 31,2 persen, berbanding dengan 25,6 persen dan 18,8 persen. Di atas kertas, dukungan kedua partai (PKB dan Gerindra) mencapai 50 persen," jelas Iksan.
Dengan demikian, menurut dia, pilihan Gerindra untuk berkoalisi dengan PKB pada Pemilu 2024 merupakan modalitas yang perlu dijaga dan diperluas.
Baca juga: Survei SMRC elektabilitas Ganjar unggul dari Prabowo dan Anies
Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Selain itu, pasangan calon juga dapat diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peneliti nilai Prabowo-Muhaimin saling melengkapi soal elektabilitas